Powered By Blogger

Rabu, 09 Juni 2010

VULKANISME

Vulkanisme merupakan bagian dari submateri pembelajaran tenaga endogen, materi pembelajaran Lithosfer. Materi tersebut termasuk dalam Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi. Judul tersebut di atas disusun dan disampaikan oleh widyaiswara P3G (kini P4TK) IPS dan PKn Malang, Drs. M. Ainur Rafiq, M.A. pada sosialisasi KTSP dalam Diklat MGMP Geografi SMA Se-Jawa Timur, 2006. Selengkapnya dapat diunduh dengan meng-klil:

Download

Selasa, 08 Juni 2010

GILIRAN ITU KEMBALI DATANG (GEMPA MALANG SELATAN)

Setelah melanda berbagai daerah di Indonesia, seperti gempa Singkilbaru (Nanggroe Aceh Darussalam), gempa di Sawahlunto (Sumatra Barat), gempa Palu (Sulawesi Tengah), gempa Melonguane (Sulawesi Utara), gempa Saumlaki (Maluku Tenggara), gempa di selatan Jawa Barat, dan gempa-gempa di berbagai tempat di Indonesia; awal bulan Juni ini Malang Selatan dan sekitarnya seperti mendapat giliran diguncang lagi. Gempa Bumi jenis tektonik itu pertama berlangsung pada Jum'at malam, tanggal 4 Juni 2010 sekitar pukul 22 WIB. Gempa berikutnya terjadi pada Ahad (Minggu) malam, 6 Juni 2010 pukul 23.57'WIB.

Sumber:
Peta gempa dari BMKG (bersambung).


Senin, 07 Juni 2010

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATAPELAJARAN GEOGRAFI SMA KABUPATEN MALANG TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 KELAS XI.IPS

Kisi-kisi penulisan soal merupakan perangkat untuk menyusun/merakit soal ulangan/ujian. Dalam kisi-kisi penulisan soal ini mencantumkan unsur-unsur satuan pendidikan, matapelajaran, bentuk soal, waktu, semester, tahun pembelajaran, dan jumlah soal pada lembar atas sebagai identitas. Kemudian pada tabel kisi-kisi soal berisi sebelas kolom, antara lain berisi nomor, kelas/semester, kompetensi dasar, nomor Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kalau ada, indikator soal, butir soal, kunci jawaban, nomor soal, ranah soal, tingkat kesulitan soal, dan skor soal. Salah satu kelebihan kisi-kisi penulisan soal ini adalah pencantuman butir soal. Tidak banyak penyusun/perakit soal menyertakan butir soal ke dalam kisi-kisi soal.

Adapun yang dimaksud dalam kisi-kisi penulisan soal ini adalah kisi-kisi penulisan soal Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) matapelajaran Geografi untuk siswa SMA Kabupaten Malang Tahun Pembelajaran 2009/2010, kelas XI.IPS. Sedangkan acuan yang digunakan untuk menyusun kisi-kisi penulisan soal ini adalah silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada Standar kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Standar kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup. Standar kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam ini terdiri dari 3 (tiga) kompetensi dasar, yaitu Kompetensi dasar: 2.1 Menjelaskan pengertian sumberdaya alam, 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dan 2.3 Menjelaskan pemanfaatan sumberdaya alam secara arif. Sedangkan pada Standar kompetensi: 3. menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup yang terdiri dari 2 (dua) kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang dimaksud adalah Kompetensi dasar: 3.1 mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan Kompetenpetensi 3.2 Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Uraian selengkapnya silahkan mengunduhnya dengan meng-klik:

Download

KUNCI JAWABAN UKK GEOGRAFI SMA KABUPATEN MALANG TAHUN PEMBELAJARAN

Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) Geografi SMA Kabupaten Malang Tahun Pembelajaran 2009/2010 Kelas XI.IPS terdiri dari 50butir soal dengan bentuk soal pilihan ganda dan dengan 5 (lima) pilihan jawaban. Sedang kunci jawaban dari soal UKK tersebut dapat diunduh dengan meng-klik di bawah ini:

Download

ULANGAN KENAIKAN KELAS (UKKS) GEOGRAFI KELAS XI.IPS SMA KABUPATEN MALANG TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010

Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester 2 pada setiap akhir tahun pembelajaran. UKK untuk Tahun Pembelajaran 2009/2010 di Kabupaten Malang dilaksanakan pada tanggal 7--16 Juni 2010. Pelaksanaan UKK hari pertama, Senin, 7 Juni 2010, jam ke-1 adalah Bahasa Inggris untuk kelas X, Bahasa Indonesia untuk kelas XI.Bahasa, Fisika untuk kelas XI.IPA, dan Geografi untuk kelas XI.IPS. Untuk soal UKK matapelajaran Geografi dapat diunduh dengan meng-klik di bawah ini:

Download

Minggu, 06 Juni 2010

ULANGAN HARIAN ATMOSFER

Ulangan harian merupakan salah satu bentuk penilaian yang diberikan guru kepada siswa setelah menyelesaikan kompetensi dasar tertentu pada akhir suatu kegiatan pembelajaran. Ulangan Harian Atmosfer merupakan ulangan harian yang diberikan kepada siswa SMA, matapelajaran Geografi, kelas X pada semester 2 (dua). Adapun standar kompetensi yang berkaitan dengan materi atmosfer ini adalah Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi. Bentuk tes yang digunakan dalam ulangan harian ini adalah soal uraian berstruktur dengan jumlah soal sebanyak 15butir dan dengan alokasi waktu 45menit. Untuk mengetahi isi soal yang ada, silahkan mengunduh dengan meng-klik:

Download

ULANGAN HARIAN HIDROSFER

Penilaian untuk Standar Kompetensi 3: Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi materi pembelajaran Hidrosfer meliputi: siklus hidrologi, perairan darat, dan perairan laut. Bentuk tes yang digunakan dalam ulangan harian pada bagian akhir dari semester 2 (dua) ini adalah soal uraian berstruktur--dengan jawaban singkat sebanyak 30butir soal. Dalam soal ini disajikan gambar-gambar sebagai stimulus soalnya. Lantaran itulah maka pembaca sekalian harus mengunduhnya jika memang berminat mencermatinya. Prosedurnya silahkan meng-klik di bawah ini:

Download

ULANGAN HARIAN PEDOSFER

Pedosfer merupakan salah satu materi pembelajaran dari Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer pada Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi. Mengingat banyaknya cakupan materi dan indikator yang tersaji dalam silabus KTSP 2006, maka dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) penyusunan RPP dan ulangan hariannya dipisahkan. Hal itu juga diharapkan untuk memudahkan siswa dalam mempelajarinya. Untuk mengetahui isi selengkapnya dari isi ulangan harian pedosfer ini, Anda diminta mengunduhnya dengan meng-klik di bawah ini:

Download

Sabtu, 05 Juni 2010

HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA, 5 JUNI 2010

Membahas lingkungan hidup sebenarnya sangat rumit. Permasalahan yang ada saling kait mengkait. Kaitan yang ada melibatkan berbagai unsur lingkungan hidup itu sendiri, baik dari lingkungan biotik maupun dari lingkungan abiotik. Membahasa lingkungan hidup tidak lepas dari ekosistem secara keseluruhan. Namun demikian dalam tulisan ini, saya berusaha mengupas lingkungan hidup dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-dunia ini dari sudut manusia/penduduk sebagai khalifah di muka Bumi.

Pertumbuhan penduduk dunia meningkat pesat secara mendadak tercatat sejak awal abad ke-20. Meningkat pesatnya pertembuhan penduduk ini dikenal dengan istilah ledakan penduduk (population explosion). Ketika itu penduduk dunia diperkirakan sekitar 1,5 milyar jiwa. Seratus tahun kemudian, tepatnya tahun 2006, Retno Kinteki mencatat penduduk dunia meningkat menjadi 6.590.386.212jiwa.

Pertumbuhan penduduk dunia yang berlipat ganda itu memicu hebatnya eksploitasi terhadap alam. Hebanya eksploitasi terhadap alam dan lingkungan didesak oleh meningkatnya kebutuhan penduduk dunia. Karena itulah manusia kemudian berupaya untuk melipatgandakan produksi barang dan jasa. Manusia kemudian terpacu untuk berpikir, memutuskan, dan bertindak cepat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pelipatgandaan barang dan jasa memerlukan adanya industri.

Dalam upaya melipatgandakan produksi barang dan jasa, industri memerlukan sumber energi dari bahan bakar fosil, yaitu batubara dan minyak Bumi. Ternyata penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan limbah gas di udara seperti gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan beberapa gas lainnya. Juga dalam penggunaan gas freon (kluorofluorakarbon/cfc). Gas karbon dioksida ini sebenarnya melalui proses alam dapat dinetralisir oleh tumbuh-tumbuhan melalui penyerapan gas tersebut dalam proses fotosintesis. Celakanya tumbuh-tumbuhan (baca: hutan) yang seharusnya menjadi penetralisir, justru semakin tahun luasnya semakin berkurang. Luas hutang yang semakin berkurang itu disamping karena dibabat untuk diambil kayunya, juga karena dibakar untuk perladangan penduduk dan perkebunan. Parahnya, pembakaran hutan itu sendiri, di samping menimbulkan berbagai dampak seperti terjangkitnya penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ispa), mengganggu jalur transportasi, dsb; juga menyumbangkan bertambanya konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer. Kadar gas buang itu semakin meningkat lagi dengan penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, limbah pertanian, limbah peternakan, dan dari pembakaran limbah rumah tangga (domestik), walau yang terakhir ini sumbangannya relatif kecil.

Gas karbondioksida, metana, dan dinitrogen oksida yang jumlahnya meningkat di atmosfer bersifat menahan radiasi Matahari yang terserap di permukaan Bumi. Tertahannya panas dari pancaran sinar Matahari inilah yang menghantarkan efek rumah kaca hingga menimbulkan peningkatan suhu permukaan Bumi (global warming).

Sebenarnya efek rumah kaca yang menimbukan pemanasan global itu bukan hanya disebabkan oleh gas-gas tersebut. Melalui proses alam, sesungguhnya konsentrasi debu dan uap air di atmosfer juga memiliki sifat rumah kaca. Hanya saja dampaknya tak sehebat gas-gas limbah tersebut di atas.

Penggunaan gas freon juga memiliki kontribusi dalam peningkatan suhu global. Hal ini disebabkan penggunaan gas tersebut secara besar-besaran ternyata menimbulkan penipisan lapisan ozon. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan meningkatnya sinar ultraviolet yang memasuki permukaan Bumi. Intensitas sinar ultraviolet yang tinggi melantarkan terjadinya suhu udara yang panas, penyakit kanker kulit, matinya larva-larva ikan dan udang, dan berbagai kasus lain.

Meningkatnya temperatur udara di permukaan Bumi pada gilirannya menimbulkan perubahan iklim global. Waktu yang seharusnya sudah musim kemarai tetapi intensitas hujan masih tinggi. Sebaliknya waktu yang seharusnya musim penghujan, namun hujan yang ditunggu-tunggi tidak kunjung turun. Pergantian musim yang tidak menentu melantarkan berbagai kekacauan. Pola tanam, terutama pada pertanian yang berbasis air hujan akan terganggu. Bahkan ancaman gagal panen bisa terjadi. Gagal panen mengakibatkan krisis pangan. Krisis pangan melantarkan musibah kelaparan.

Pergantian musim yang tidak menentu juga memicu serangan hama dan penyakit yang bisa tak terkontrol. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan insektisida (DDT) juga menimbulkan masalah lingkungan tersendiri. Rantai makanan terganggu. Ujung-ujungnya manusia juga yang terkena dampaknya.

Kekacauan iklim ini juga menimbulkan masalah lainnya, seperti banjir dan tanah longsor ketika musim penghujan, dan kekeringan ketika musim kemarau. Suhu global yang tinggi juga mencairkan es di kutub. Mencairnya es di kutub menimbulkan bertambah tingginya permukaan air laut. Menurut pendapat ahli, naiknya permukaan air laut setinggi sekitar 64cm akan terjadi pada tahun 2020 nanti. Dataran-dataran rendah dekat pantai akan terendam air laut. Menurut informasi tentang hal demikian itu, beberapa kota dekat pantai sebagian wilayahnya akan menjadi laut. Misalnya sebagian dari wilayah Jakarta Utara nantinya akan menjadi laut. Pulau-pulau tertentu akan tenggelam. Habitat terumbu karang akan rusak. Demikian pula daerah-daerah rawa pantai. Kerusakan ini juga akan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang ada. Berbagai jenis flora dan fauna kemungkian akan punah.

Terendamnya sebagian wilayah kota-kota dekat pantai akan merusak pula tatanan kehidupan yang ada di tempat itu. Permukiman penduduk rusak, pelabuhan tidak berfungsi lagi, prasarana jalan dan transportasi darat musnah, dsb. Rusaknya hal-hal tersebut akan mendorong manusia untuk mengeksploitasi lahan di daerah lain. Baku mutu lingkungan pun akan terjadi pula.

Gangguan iklim global juga bisa melantarkan kacaunya pola pergerakan angin dan arus laut. Kekacauan ini juga berdampak pada transportasi antarpulau atau antarbenua. Di samping itu hasil tangkapan nelayan juga akan terpengaruh.

Perilaku manusia dalam usaha pertanian dalam arti luas dan dalam usaha pertambangan juga tak kalah beresikonya dibanding industri. Baku mutu lingkungan sering pula terjadi pada sektor-sektor tersebut. Perilaku dalam kehidupan sehari-hari di sekitar tempat tinggal pun juga harus kita sikapi dengan arif agar kelestarian lingkungan hidup dapat terwujud demi masa depan anak-cucu kita.