Powered By Blogger

Jumat, 26 Agustus 2011

DANAU BRATAN SEBAGAI SATU CONTOH DANAU VULKANIK

Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat erupsi (letusan) gunung berapi. Danau vulkanik ini dibedakan menjadi dua, yakni: (a) Danau kawah, ialah danau yang terbentuk karena kawah gunung api itu terisi air. Danau ini sering pula disebut dengan danau kepundan. Contoh: danau Sarangan dan danau Wurung di gunung Lawu, danau Ngebel di lereng gunung Wilis, danau Segara Anak di gunung Rinjani, dll. (b) Danau maar, ialah danau yang terbentuk pada sejenis kawah yang berbentuk corong pada gunung api yang sekali meletus kemudian mati. Masyarakat Jawa Timur menyebut danau maar ini dengan ranu. Contoh: ranu Grati, ranu mBedali, ranu Klakah, dsb.

Danau Bratan yang gambarnya tertera dalam posting ini sering pula disebut dengan danau Bedugul karena danau tersebut berada di daerah Bedugul. Menilik bentuk dan lingkungan sekitar danau, danau Bratan ini termasuk kategori danau kawah. Danau Bratan ini berada di sisi selatan gunung Catur (2.098m) yang berdekatan dengan dengan bukit Pohen (2.069m). Bukit Pohen ini berada di sebelah barat Bratan.

Mengingat danau Bratan ini berada di daerah wisata internasional, Provinsi Bali, maka danau ini tak luput menjadi obyek wisata yang menawarkan keindahan alam. Beraneka ragam permainan ditawarkan di danau yang luas dengan air jernih berwarna abu-abu kebiruan ini. Permainan air yang ditawarkan di sini adalah mengarungi danau dengan speedboat, berperahu cadik dengan mendayung sendiri, juga memancing. Kalau di Candi Kuning, tempat lain di sisi barat danau Bratan bahkan ada semacam becak air yang dapat dikayuh sendiri. Permainan lain yang bisa dinikmati oleh wisatawan adalah parasailing, mirip terjun payung yang ditarik dengan speedboat. Selain itu, di tepian danau Bratan tersaji juga kios-kios yang menjajakan beraneka macam hasil kerajinan Bali, pakaian, dan juga buah-buahan pegunungan, serta makanan khas Bali. Buah-buahan pegunungan hasil pertanian masyarakat setempat yang diperdagangkan di antaranya stawberi, markisa, salak Bali, terong Belanda, dsb.

Sebenarnya di sebelah barat laut danau Bratan masih ada lagi dua danau. Danau tersebut adalah danau Tamblingan dan danau Buyan. Namun kedua danau tersebut tidak menjadi obyek wisata karena menurut sopir bus yang membawa kami, akses untuk menuju ke dua tempat tersebut kurang memungkinkan.

UAS GEOGRAFI SMA KAB. MALANG TAPEL 2009/2010 UNTUK KELAS XII

Materi soal Ulangan Akhir Semester (UAS) matapelajaran Geografi Tahun Pembelajaran 2009/2010 untuk kelas XII.IPS ini "nuansa masel" kira sudah diunggah tahun lalu. Eeeh... ternyata belum. Mungkin ketika itu kami tidak berhasil mengunggahnya karena kendala sinyal yang tidak memungkinkan. Lantaran itulah maka pada posting ini "nuansa masel" sempatkan untuk mengunggahnya. Dan alhamdulillah, berhasil!!

Bagi para pembaca yang berminat, silahkan klik:
Download

Kamis, 25 Agustus 2011

PURING OSKAR

Puring (Codiaeum variegatum) merupakan tanaman hias yang banyak ditanam di pekarangan, taman, bahkan juga di lahan pemakaman. Sebagai tanaman hias, tumbuhan perdu ini mengandalkan keindahan warna dan bentuk daun. Berdasarkan variasi warna dan bentuk daun, serta ukuran batang inilah maka puring memiliki berbagai jenis nama. Ada puring kura-kura, puring apel, puring jet, puring telur, puring raja, puring lidah api, puring oskar, dan masih banyak lagi yang lain.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/Puring) bahwa secara botani puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Kesamaan karakteristiknya adalah menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket pada batangnya. Ketiganya termasuk suku Euphorbiaceae. Ukuran tinggi batang puring ini berkisar dari beberapa sentimeter sampai setinggi 3m. Tumbuhan puring ini asli Indonesia dan kini telah tersebar di berbagai penjuru dunia.

Puring yang tertera pada gambar di atas sebenarnya ada dua macam. Bagian yang mendominasi gambar itu adalah puring Oskar dan bagian bawahnya adalah puring jari. Ciri khas dari puring Oskar di antaranya bentuk daunnya melebar pada bagian tengah yang kemudian melancip pada ujungnya. Ciri khas lainnya berupa warna daunnya. Warna daun mudanya merupakan perpaduan antara hijau dan kuning, sedang warna daun tuanya merupakan perpaduan antara ungu dengan merah muda. Gradasi warnanya sangat mengagumkan sehingga banyak orang yang terpesona.

Ketika booming tanaman hias yang puncaknya tahun 2007--2008, harga tanaman hias ini ikut menanjak. Tanaman yang semula tidak seberapa dilirik menjadi melambung harganya. Menurut tabloid Hobiku Tanaman Hias (edisi 62 Tahun VI, 3--16 Jan. 2008:10) menginformasikan bahwa puring Oskar setinggi 1,5m milik seorang penduduk Kabupaten Sleman Yogyakarta laku Rp 15.000.000,-. Bahkan, masih menurut tabloid tersebut, ada puring Kura-kura yang sudah ditawar sebesar Rp 20.000.000,-. Puring-puring itu sempat diekspor ke manca negara. Satu di antaranya menurut tabloid tersebut adalah ke Korea Selatan. Apa ya manfaat lain dari puring selain sebagai tanaman hias? Menurut "nuansa masel" puring berpotensi untuk dikembangkan barang ekonomis yang bisa menjadi produk komplementer bagi karet mengingat puring ini juga menghasilkan lateks. Siapa tahu?!

Sumber:
1. Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/Puring).
2. Tabloid Hobiku Tanaman Hias edisi 62 Tahun VI, 3--16 Jan. 2008. Harga Puring Oscar Tembus 8 Digit. Surabaya: Meteor Sinar Media.

UAS GEOGRAFI SMA KAB. MALANG UNTUK KELAS XII

Ulangan Akhir Semester (UAS) Geografi SMA Kabupaten Malang untuk kelas XII (dua belas) yang tertera pada judul di atas dilaksanakan pada Tahun Pembelajaran 2010/2011 lalu. UAS Geografi itu sendiri diperuntukkan siswa kelas XII.IPS. Soal yang disajikan dalam UAS tersebut berbentuk soal obyektif--pilihan ganda dengan lima pilihan. Jumlah soalnya 50 butir. Soal UAS ini disusun berdasarkan standar kompetensi:
1. Mempraktikkan dasar peta dan pemetaan.
2. Memahami pemanfaatan citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG).
Kompetensi dasar:
1.1 Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan.
1.2 Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan.
1.3 Menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan pemanfaatan peta.

2.1 Menjelaskan pemanfaatan citra Penginderaan Jauh.
2.2 Menjelaskan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi.

Anda penasaran? Klik saja di bawah ini:

Download

Rabu, 24 Agustus 2011

LAYANG-LAYANG PERAHU LAYAR

Musim kemarau identik dengan musim layang-layang. Kegemaran main layang-layang memang biasanya dilakukan masyarakat Indonesia pada musim kemarau karena saat itu sudah minim hujan dan angin timur memungkinkan untuk menaikkan layang-layang.

Awalnya layang-layang hanya berbentuk segi empat mirip belah ketupat. Masyarakat Jawa menyebut layang-layang dengan nama layangan. Mereka mengenal beberapa jenis layangan. Ada layangan aduan, layangan kepetan, layangan buntutan, layangan godhong yang terbuat dari daun, dan layangan sowangan yang merupakan layang-layang ukuran besar dan menimbulkan bunyi berdenging. Namun kini layang-layang semakin berkembang bentuk, ukuran, dan permainannya. Ada layang-layang berbentuk burung, ikan, pesawat, perahu, dan berbagai bentuk lainnya. Cara menerbangkannya pun bisa hanya perorangan dan bisa juga beramai-ramai dengan lebih dari seorang pemain. Bermain layang-layang pun kini tidak sekedar kegemaran, tetapi sudah memiliki organisasi dan dilombakan.

Layang-layang perahu layar yang tertera pada gambar di atas diterbangkan oleh pedagang layang-layang di pantai Tanjung Benoa, Bali. Calon pembeli dapat memilih berbagai pilihan warna dan boleh mencoba menerbangkannya sebelum memutuskan membelinya. Harganya bervariasi, tergantung ukuran, bahan, dan tingkat kerumitan layang-layang itu. Kisarannya dari lima ribu Rupiah sampai puluhan ribu.

Selasa, 23 Agustus 2011

DISKONTINUITAS MOHOROVISIK

Tulisan ini saya posting-kan berkaitan dengan pertanyaan seorang siswa pada pelajaran Kebumian kemarin (Senin, 22 Agustus 2011). Pertanyaan itu sebenarnya sudah saya jawab seketika itu, namun demikian rasanya kurang puas rasanya bila tidak diberikan jawaban tambahan hingga penanya dan juga siswa-siswa yang lain benar-benar puas. Jawaban tambahan yang ada dalam posting ini hanya bersifat mengutip beberapa pendapat.

Menurut M.A. Marbun (1982:100), "Diskontinuitas Mohorovisik adalah lapisan batas pemisah yang memisahkan Crust (kulit Bumi) dengan mantel (mesosphere)". Selanjutnya M.A. Marbun mengemukakan bahwa Diskontinuitas Mohorovisik disebut juga Moho atau M-Discontinuity. Kecepatan gelombang gempa bertambah setelah melewati moho. Perubahan tersebut sehubungan dengan perubahan komposisi lapisan. Letaknya pada kedalaman 35km. Pendapat ini dicetuskan oleh A. Andrija Mohorovivic (1857--1936), seorang ahli seismologi. Pendapat tersebut dikemukakan pada tahun 1909.

Sedang menurut Doddy Setia Graha (1987:2) menjelaskan bahwa Diskontinuitas Mohorovisik merupakan peningkatan kecepatan merambat gelombang getaran yang mendadak sifatnya pada kedalaman 70km yang memberi petunjuk adanya bidang batas antara batuan yang berbeda sifatnya secara tidak berangsur.

Berikutnya, tidak lengkap rasanya bila tidak mencantumkan pendapat R.W. Van Bemmelen, seorang ahli yang banyak jasanya bagi Geologi, Geomorfologi, dan Geografi di Indonesia. Selanjutnya tulisan Bemmelen ini dikutip dalam bentuk terjemahan dengan menggunakan Bing Translator dengan beberapa penyesuaian. Menurut Bemmelen (1948:284): "Diskontinuitas Mohorovisik ditafsirkan sebagai transisi antara lapisan aliran menengah, nonkristalin dan tempurung bawah kristal, pemisahan ultra-basik.
Pada tingkat ini kecepatan gelombang seismik longitudinal tiba-tiba melompat dari sekitar 6,5-7 untuk sekitar 8 km/detik [selama konferensi di London pada tahun 1947 pada hasil pengamatan seismik gempa Bumi buatan, disebabkan oleh ledakan Helgoland pada bulan April tahun ini, kecepatan berikut untuk gelombang longitudinal diterima: lapisan Sedimental: 4,25 km/detik; Lapisan pegmatit: 5,26 km/detik; Lapisan dasar: 6.47 km/detik; Lapisan ultra-basik: 8.14 km/detik. Kecepatan gelombang longitudinal dalam tempurung pegmatit yang disebutkan di atas jauh lebih rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya (Gutenberg, 5,58; Jeffreys, 5.57; Conrad, 5,60). Ledakan Haslach di Black Forest (April 1948) memberikan masing-masing 6,02, 6,55 dan 8,2 km/detik untuk lapisan atas, menengah, dan yang lebih rendah (Geol. Rdsch. 36, Desember 1948)]. Di mana secara bertahap kecepatan ini berlangsung meningkat, jelas ada perubahan dari kurang kaku dan batu dapat lebih padat di atas untuk lebih kaku dan batuan kurang padat di bawahnya. Jeffreys adalah pemimpin di antara mereka yang menganggap ultra-basik, merupakan karakter kristal untuk lapisan ketiga ini.

Batas bawah lapisan ultra-basik ini akan berkurang secara tiba-tiba dalam hal kegempaanya, karena secara bertahap kristal sima melewati ke bawah menjadi sublapisan batuan cair. Hal ini dapat dibayangkan bahwa interval waktu lama pemisahan-pemisahan ultra-basik di lapisan sima akan menjadi cair lagi oleh perpindahan panas membuat lebih panas pada sublapisan seperti kaca.

Hal ini bahkan dimungkinkan bahwa ion dan atom berdifusi dengan materi dari sublapisan ini ke dalam lapisan sima yang pada akhirnya menyebabkan regenerasi lengkap dari kulit sima ke salsimatik magma. Ini akan menjadi semacam "hypo-migmatization", sebanding dengan korosi kerak sialik oleh munculnya keluar dari tempurung induk salsima. Dasar dari tektonosfer merupakan zona gelombang dengan kecepatan relatif rendah adalah dikecualikan, seperti yang telah dibedakan oleh Gutenberg & Richter (1939) dan Gutenberg (1948), karena ada transisi secara bertahap yang berlangsung dari kristal menjadi sublapisan transparan seperti kaca".

Mudah-mudahan penanya semakin puas dengan penjelasan tambahan ini. Semoga posting ini juga bermanfaat bagi pembaca "nuansa masel" lainnya.

Sumber:
  • Marbun, M.A. 1982. Kamus Geografi. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.
  • Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
  • Van Bemmelen, R.W. 1948. The Geology Of Indonesia Vo. 1A General Geology Of Indonesia and Adjacent Archipelogoes. Batavia
Situs translet:
  • Bing Translator


KOMPLEKS GUNUNG API TENGGER--SEMERU

Kompleks gunung api Tengger--Semeru berada di bagian timur Kabupaten Malang. Tengger merupakan pegunungan berkaldera dengan satu anak gunung yang masih sangat aktif, gunung Bromo (2.392m). Akhir 2010 hingga Mei 2011 yang baru lalu menunjukkan aktifitas vulkanismenya. Sedang gunung Semeru (3.676m) merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa yang masih sangat aktif. Semeru itu sendiri merupakan salah satu gunung tipe strato dengan bentuk kerucut yang nyaris sempurna. Sebagian dari Kompleks pegunungan Tengger--gunung Semeru menjadi bagian dari Kabupaten Malang, sedang bagian yang lain masuk wilayah Kabupaten Pasuruan di sebelah utara, Kabupaten Probolinggo di bagian timur laut, dan Kabupaten Lumajang di bagian timur. Pegunungan Tengger dan sebagian gunung semeru merupakan kediaman penduduk subsuku bangsa Tengger, bagian dari suku bangsa Jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dialek Tengger. Sistem matapencaharian mereka bertani dengan tanaman sayuran pegunungan yang berketinggian lebih dari 2.000m di atas permukaan laut. Tanah pertaniannya subur mengingat berada di kompeks gunung berapi.

Geologis kompleks gunung apai Tengger--Semeru Menurut Van Bemmelen (1948:550-552) dengan terjemahan bebas sebagai berikut:
"Kompleks Tengger Semeru juga terdiri dari beberapa lapisan tua (? Pleistosen atas) dari struktur dan kerucut vulkanik muda (Holosen).

Suksesi berikut dapat berasal dari fitur morfologi: Puncak Jembangan adalah bagian yang lebih tua; kemudian diikuti yang lebih tua dan lebih muda gunung berapi Tengger dan, akhirnya, Semeru aktif (3,676 m, puncak tertinggi Jawa).

Pusat letusan tidak mengelompokkan di poros timur-barat dari geantiklin Jawa, tapi sepanjang jalur utara-selatan, sedikit cekung di Timur. Pada jalur ini adalah juga terletak pusat letusan muda dari maar Grati dan Semongkrong (? kerucut tuff) di pantai utara. Jalur utara-selatan ini mungkin mewakili sesar melintang atau tanah bongkok (fleksur) di geantiklin Jawa, dan membentuk batas barat bagian dari gunung Lamongan yang tertekan. Itu adalah gambar terbalik keretakan melalui kompleks Iyang, pada jarak sekitar 70 km lebih jauh ke timur, di sisi timur depresi Lamongan. Bagian amblasnya geantiklinal diwujudkan oleh tidak adanya pegunungan Selatan di bagian ini.

Seperti depresi berdampingan dengan sesar melintang dalam struktur geantiklinal busur dalam yang bersifar vulkanis juga merupakan respon pada gangguan genatiklin Jawa ke arah timur di Kepulauan Sunda kecil: misalnya, pembentukan selat Bali, dan selat-selat yang memisahkan pulau-pulau ini, secara skematis diperhitungkan dalam bagian longitudinal.

Keterangan gambar:
1. Deposit alluvial pantai berpasir sepanjang pantai
selatan.
2. Deposit alluvial di Pegunungan Selatan.
3. Aliran lava tahun 1885, 1895, dan 1941.
4. Aliran lava dan deposit lahar dari pusat-pusat erupsi gunung api parasiter (ranu Pakis, gunung Papak, gunung Totoganmalang, gunung Leker, ranu Darungan).
5. Bagian baru dari aliran lava antara gunung Semeru dan gunung Kepolo.
6. Pusat kerucut Semeru (andesit).
7. Kaki bagian selatan dari kerucut Semeru (basal).
8. Kaki tenggara kerucut Semeru (basal dan subordinat dari andesit).
9. Gunung api Kepolo di dalam kaldera Jembangan.
10. Pusat-pusat erupsi kecil di dalam kaldera Ajek-ajek, dan sebelah utara darinya (dekat ranu Pani, dan ranu Kumbolo.
11. Mantel dari gunung api Jembangan--Ayek-ayek (bagian tertua dari kompleks Tengger-Semeru).
12. Kaki sebelah baratdaya dan tenggara dari gunung api Tengger.
13. Bagian bawah tanah dari gunung api Tengger (lebih tua dari 11 dan lebih muda dari 12).
14. Formasi andesit tua dari bagian selatan pegunungan (miosen tua).
15. Kaldera, lingkar kawah, dan pusat dari erupsi.

Selain sesar melintang ini atau fleksur di ruang bawah tanah yang kompleks mendominasi grup Tengger sebagai keseluruhan, kerucut Tengger tepat fitur khas tektonik gunung berapi yang lain. Seperti yang ditunjukkan oleh penulis (1937 e), gunung berapi Tengger lama telah terbagi terbelah sepanjang celah bersifat melengkung besar, 47 km panjang dan cekung di utara. Sepanjang celah ini bagian utara kerucut mereda dan meluncur ke utara. Ini pecah di atap bawah dapur magma yang menyebabkan arus perpindahan sejumlah besar lava, yang menyebar seperti delta ke tanjung di kedua ujung keretakan. Bencana ini mungkin disebabkan tertenelannya bagian atas kerucut, sehingga lautpasir terbentuk. Runtuhnya Tengger adalah hasil dari besar material vulkanik yang berat, mengumpul di ruang bawah tanah yang lebih atau kurang plastik dari sedimen laut tersier. Bagian utara gunung Tengger meluncur ke utara, mereda ke arah geosinklin Selat Madura. Kubah atas Semongkrong mungkin efek komplementer dari kompresi di kaki utara Tengger".

Sumber:
Van Bemmelen, R.W. 1948. The Geology of Indonesia Vol. IA General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Batavia

Media penterjemahan:
Bing translator dengan penyesuaian penulis.

UAS GEOGRAFI SMA KAB. MALANG UNTUK KELAS XI

UAS merupakan kependekan dari Ulangan Akhir Semester. Ulangan Akhir Semester yang selanjutnya disebut UAS adalah UAS matapelajaran Geografi SMA Kabupaten Malang untuk kelas XI.IPS Tahun Pembelajaran 2010/2011. Standar kompetensi yang dipakai dalam UAS Geografi ini adalah: 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer, dengan kompetensi dasar:
1.1 Menjelaskan pengertian fenomena biosfer.
1.2 Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan.
1.3 Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer.
1.4 Menganalisis aspek kependudukan.
Sedangkan untuk standar kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, berdasarkan kesepakatan guru-guru yang tergabung dalam MGMP Geografi SMA Kabupaten Malang dimasukkan pada semester 2 (dua). Faktor yang mendasari hal tersebut karena agar seimbangnya persebaran kompetensi dasar dan materi pembelajaran Geografi antara semester 1 (satu) dengan semester 2 (dua). Perangkat soal yang digunakan bentuk obyektif dengan lima pilihan. Jumlah soal 50butir. Soal disusun oleh Drs. Ibnu Harsoyo yang juga melibatkan Iswahyudiharto. Selengkapnya silahkan klil:

Download Soal

Download Kunci Jawaban
Tautan

Senin, 22 Agustus 2011

APEL MALANG

Malang dikenal sebagai penghasil apel di Indonesia. Daerah penghasil utama apel wilayah Malang Raya adalah Kota mBatu yang merupakan kota pemekaran dari Kabupaten Malang. Kota mBatu (750m) terletak di kompleks gunung berapi Anjasmoro--Arjuno--Welirang--Buthak--Kawi. Sedang penghasil apel di Kabupaten Malang sendiri kini tinggal di Kecamatan Poncokusomo, sebuah kecamatan di timur Kota Malang yang tepatnya berada di lereng kompleks pegunungan berapi Bromo--Tengger--Semeru. Ketinggian Kecamatan Poncokusumo pun lebih kurang sama dengan ketinggian Kota mBatu. Kedua tempat tersebut memang ideal untuk dijadikan lahan perkebunan apel mengingat letaknya di ketinggian, udaranya sejuk (suhu udara rata-ratanya sekitar 22 derajat Celsius), dan tanahnya dari material vulkanik yang sangat subur dengan pH tanah antara 6 sampai 7.

Apel merupakan tanaman buah yang dikembangkan dalam usaha perkebunan. Apel ini sering pula dikelompokkan dalam holtikultura. Apel yang dikembangkan di Kota mBatu dan Poncokusumo awalnya berasal dari tumbuhan apel liar yang hidup di hutan (Malus pumilla) yang menurut satu sumber merupakan apel asli Indonesia. Apel tersebut kemudian dibudidayakan penduduk sebagai usaha perkebunan. Namun usaha tersebut kini telah berkembang menjadi sebuah industri pariwisata seiring semakin meningkatnya daerah tersebut sebagai daerah tujuan wisata, di samping sebagai penghasil buah-buahan dan sayuran pegunungan, serta sebagai tempat diadakannya rapat kerja dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis. Adapun usaha perkebunan yang dikembangkan bersama dengan paket wisata itu kemudian lebih dikenal dengan agrowisata.

Perkembangan selanjutnya, jenis-jenis apel yang dikembangkan di mBatu, terutama yang ada di komplek agrowisata antara lain apel Manalagi, Jonathan Ana, Rum Beauty, dan Wangling. Apel Manalagi memiliki karakteristik: berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan dan berbintik putih, rasanya manis, sedikit air, dan kulit tebal. Apel jenis ini berasal dari Jepang. Sedang apel Jonathan Ana bentuknya lonjong, warna hijau kekuningan dengan semburan warna merah, rasanya asam manis, banyak mengandung air, dan kulitnya tipis. Konon Apel Jonathan Ana berasal dari Israel. Untuk apel Rum Beauty berbentuk bundar, berwarna hijau tua dengan variasi merah, rasa asam manis, sedikit air, dan kulit tebal. Apel tersebut didatangkan dari Belanda. Untuk apel Wangli, menilik namanya apel ini berasal dari China. Bentuknya bundar, berwarna hijau tua berbintik-bintik coklat, memiliki rasa manis, banyak mengandung air, dan kulit tipis. Apel mulai berbuah setelah berumur 4 tahun dengan masa panen setiap lima setengah bulan sekali. Produk apel dari petani dipasarkan dalam bentuk buah segar dan dalam bentuk produk olahan. Sebagai buah segar, apel Malang dikirim di berbagai kota di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Sedang produk olahan dari buah apel menghasilkan minuman kemasan sari apel, keripik apel, dodol/jenang apel, kosmetik, bahkan juga kompos. Dengan demikian satu lagi sektor yang tercipta melalui apel ini, yakni sektor industri kerajinan/industri ringan yang juga bisa masuk industri rakyat maupun industri kecil sampai industri sedang. Jelas ini banyak menyerap tenaga kerja. Belum lagi tumbuhnya sektor perdagangan dan jasa transportasi (Dari berbagai sumber).

BAHAN AJAR CETAK TATA SURYA DAN JAGAD RAYA

Jagad Raya dan Tata Surya merupakan bagian dari standar kompetensi: 2. Memahami sejarah pembentukan Bumi, kompetensi dasar: Mendeskripsikan Tata Surya dan Jagad Raya. Adapun indikator-indikator yang terpaut dengan kompetensi dasar tersebut adalah:
  • Mendeskripsikan teori terjadinya Tata Surya dan Jagad Raya.
  • Membedakan anggapan-anggapan tentang Jagad Raya dan Alam Semesta.
  • Mendeskripsikan bentuk, ukuran, dan jarak antargalaksi dalam Jagad Raya.
  • Mengidentifikasi rotasi, revolusi, dan ciri-ciri fisik Matahari.
  • Mendeskripsikan anggota-anggota Tata Surya.
Bahan ajar ini merupakan revisi dan/atau pelengkap dari bahan ajar sejenis yang di-posting-kan tahun lalu. Walau demikian perlu diinformasikan bahwa untuk deskripsi anggota-anggota Tata Surya, utamanya berkaitan dengan satelit hanya disajikan secara global. Sedang untuk gerhana, rotasi dan revolusi Bumi, serta sistem penanggalan disajikan dalam bahan ajar lain, yakni bahan ajar interaktif. Selengkapnya dapat diintip dengan mengklik:

Download

Minggu, 21 Agustus 2011

BELALANG SEMBAH COKLAT

Serangga yang satu ini masih termasuk belalang sembah. Belalang sembah ini berwarna coklat dan ukurannya hanya sekitar sepertiga dari belalang sembah hijau. Di alam, kemungkinan jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding belalang sembah hijau. Seingat "nuansa masel" baru kali ini menemukan belalang sembah warna itu. Belalang itu ditemukan ketika memasuki rumah di daerah Kabupaten Malang.

Seperti halnya belalang sembah hijau, belalang sembah coklat ini juga merupakan belalang yang suka berulah dan tidak takut-takut menunjukkan perilakunya itu. Ketika didekati manusia tidak merasa terancam. Bahkan ulahnya semakin dibuat-buat. Boleh jadi keberaniannya itu lantaran dia termasuk serangga pemangsa, tidak seperti belalang lain yang hanya suka daun.

Maha Suci Allah dengan segala ciptaanNya. Maha Benar Allah yang dalam Al Qur'an menyampaikan bahwa sangat beraneka-ragam ciptaanNya. Antara yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan. Kemudian Allah bertanya: "apakah kamu tidak memikirkannya?" Sebagaimana ciptaan Allah yang lain, belalang sembah coklat ini diciptakanNya dengan tidak sia-sia. Pasti ada manfaatnya. Salah satu manfaatnya adalah sebagai pemangsa serangga atau hama pertanian. Bahkan dalam Al Qur'an juga dijelaskan bahwa hanya bangkai ikan dan belalang yang diperbolehkan dimakan.

UAS GEOGRAFI SMA KAB. MALANG UNTUK KELAS X

Ulangan Akhir Semester (UAS) merupakan ulangan yang diberikan untuk siswa pada semester 1 (satu). UAS yang dimaksud pada posting ini adalah UAS yang diberikan kepada siswa SMA Kabupaten Malang kelas X (sepuluh) tahun pembelajaran 2010/2011. Standar kompetensi yang ditetapkan untuk UAS ini meliputi: 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Geografi. 2. Memahami sejarah pembentukan Bumi. Adapun kompetensi dasar yang tercakup di dalamnya antara lain: 1.1 Mendeskripsikan konsep Geografi. 1.2 Menjelaskan pendekatan Geografi. 1.3 Menjelaskan prinsip Geografi. 1.4 Menjelaskan aspek Geografi. 2.1 Menjelaskan sejarah pembentukan Bumi. 2.2 Mendeskripsikan Tata Surya dan Jagad Raya. Soal UAS berjumlah 50butir ini disusun oleh tim MGMP Geografi yang kemudian dirakit kembali oleh M. Ali, guru SMAN 1 Singosari. Selengkapnya silahkan klik di bawah ini:

Download

Kunci Jawaban
Tautan

Sabtu, 20 Agustus 2011

BELALANG SEMBAH HIJAU

Belalang sembah merupakan jenis belalang yang tidak takut manusia. Dia bahkan sering menunjukkan perilaku yang kadang menggelikan. Memutar-mutar kepalanya, kemudian mengangguk-anggukkan dan ditambah kedua kaki depannya digerakkan seperti memberikan hormat kepada siapa saja yang ada di sekitarnya. Perilaku yang tidak biasa terjadi pada binatang sejenisnya. Belalang ini dalam bahasa Jawa disebut walang kadung atau walang kekek. Nama walang kekek ini pernah menghantarkan nama Waljinah menjadi penyanyi langgam dan keroncong berbahasa Jawa menjadi melambung namanya pada era 70-an. Salah satu tembang (lagu) terkenal yang dilantunkannya berjudul walang kekek.

Serangga yang termasuk ordo Mantodea berwarna hijau ini ditemukan di daerah Malang. Binatang ini termasuk binatang pemangsa. Dengan demikian binatang ini tidak mengganggu manusia, utamanya petani. Justru serangga ini dapat dimanfaatkan untuk membasmi hama pengganggu tanaman milik petani yang tidak menimbulkan efek samping. Proses yang berlangsung secara alami.


MANGGIS

Manggis merupakan nama buah dan tumbuhan. Tumbuhan yang nama ilmiahnya Garcinia mangostana L. merupakan tanaman tropis asli Indonesia. Manggis termasuk tumbuhan berkayu keras yang tingginya bisa mencapai lebih dari 25m. Daunnya melonjong seukuran anak usia 12tahunan dan terasa agak tebal. Kulit buahnya tebal, berwarna coklat sampai coklat kehitaman. Walaupun tebal, namun rapuh dan bila mau mengambil daging buahnya, kulit itu dapat dibuka dengan mudah memakai tangan tanpa alat. Daging buahnya berwarna putih. Dalam satu butir terdapat sekitar empat sampai enam gugus buah yang membungkus biji. Dalam daging buah itu ada yang berbiji besar dan ada pula yang berbiji kecil. Orang cenderung menghindari daging buah yang berbiji besar, di samping karena ukurannya, juga karena biasanya yang berbiji besar cenderung sedikit ada rasa pahit pada daging buah yang menempel langsung pada biji. Rasa buah maggis umumnya manis dengan variasi sedikit asam dan kadang-kadang ada sedikit agak pahit seperti yang dijelaskan di atas.

Tumbuhan ini bisa hidup di hutan heterogen dataran rendah sampai di daerah perbukitan. Ditinjau dari tempat hidupnya, manggis dibedakan menjadi dua, yakni manggis budidaya dan manggis hutan. Manggis hutan secara sporadis juga ditemukan di hutan gambut dataran rendah Kalimantan Tengah. Walau demikian saya belum pernah menemukan manggis hutan berbuah.
Musim manggis berbuah sekitar bulan April sampai Mei. Manggis budidaya yang gambarnya tertera dalam posting ini merupakan hasil usaha perkebunan campuran masyarakat Kecamatan Sumbermanjing, khususnya yang ada di perbukitan selatan, seperti di Desa Kedungbanteng, Sidorejo, dan sekitarnya. Daerah yang berbatuan induk utamanya berupa batuan kapur dengan sebagian kecil variasinya berupa batuan vulkanik dan metamorf ini berada di ketinggian sekitar 375m di atas permukaan laut. Dan lautan selatan itu sendiri memang nampak jelas bila dilihat dari igir perbukitan yang ada. Lantaran itu tanah daerah tersebut relatif subur dan berhawa sejuk yang baik untuk budidaya tanaman holtikultura, khususnya holtikultura tanaman buah manggis. Tanaman manggis ini biasanya ditanam bersama tanaman perkebunan lain yang di antaranya cengkeh, kopi, pisang, dan/atau durian. Para petani buah ini biasanya tidak perlu repot dalam menjual hasil pertanian-perkebunan ini. Para tengkulak siap datang ketika buah itu mulai menua.

SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) 1 GEOGRAFI KELAS XII

Soal Ulangan Tengah Semester (UTS) 1 matapelajaran Geografi kelas XII (dua belas) yang ada dalam posting ini adalah soal UTS 1 tahun pembelajaran 2010/2011. Soal ini disusun berdasarkan standar kompetensi: 1. Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan dengan kompetensi dasar: 1.1 Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan dan kompetensi dasar: 1.2 Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan. Jumlah soal yang ada dalam UTS tersebut sebanyak 40butir. Di samping itu disertakan pula kunci jawaban yang diletakkan pada halaman terakhir lembaran soal tersebut. Jika dirasa bermanfaat, silahkan diunduh dengan mengklik:
Tautan
Download

Jumat, 19 Agustus 2011

RIAM-RIAM KECIL PADA ANAK KALI KONTO

Riam-riam kecil di antara batuan-batuan vulkanik ini mengalir pada sebuah anak sungai kecil yang lebarnya tak lebih dari 5m ini begitu indah dan menyejukkan. Sungai kecil itu berhulu dari lereng selatan gunung Argowayang yang termasuk komplek gunung berapi Argowayang-Anjasmoro-Welirang-Buthak-Kawi-Kelut. Anak sungai kecil ini merupakan anak sungai dari Kali Konto. Latar depan dari gambar yang tertera pada posting ini merupakan pertemuan (muara) antara anak sungai kecil tersebut dengan kali Konto. Kali Konto sendiri merupakan anak sungai yang menjadi kesatuan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.

Batuan-batuan vulkanik yang menilik warnanya ini termasuk batuandesit, berfungsi menghambat laju aliran air pada lembah kecil. Dengan terhambatnya aliran air inilah laju erosi sungai juga dapat diminimalkan. Lantaran itu tidak mengherankan adanya larangan mengambil batu-batu kali tersebut. Memang batu kali tersebut baik untuk bahan bangunan, di antaranya untuk pondasi bangunan gedung, rumah, dan juga untuk pengeras jalan. Dalam penggolongan bahan galian, batu-batu tersebut termasuk bahan galian golongan c.

SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) 1 GEOGRAFI KELAS X

Ulangan Tengah Semester (UTS) merupakan kegiatan ulangan yang diberikan pada siswa kelas X, XI, dan/atau kelas XII pada saat pembelajaran mecapai pertengahan bulan ketiga. Untuk semester 1 (satu) biasanya dilaksanakan pada pertengahan bulan Oktober, sedang untuk semester 2 (dua) biasanya diadakan pada awal bulan April.

Adapun yang tersaji dalam posting ini adalah soal UTS 1 matapelajaran Geografi untuk SMA Negeri 1 Pagak (bisa juga untuk SMA/MA) tahun pembelajaran 2010/2011. Standar kompetensi yang diulangkan pada UTS ini adalah: 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Geografi. Sedang kompetensi-kompetensi dasar yang dijadikan bahan UTS tersebut meliputi:
1.1 Menjelaskan konsep Geografi.
1.2 Menjelaskan pendekatan Geografi.
1.3 Menjelaskan prinsip Geografi.
1.4 Mendeskripsikan aspek Geografi.

Jumlah soal yang disajikan sebanyak 40butir dengan bentuk soal obyektif--pilihan ganda, (5) pilihan. Untuk melengkapi perangkat soal ini, disertakan pula kunci jawaban yang diletakkan pada halaman paling belakang. Berminat?! Silahkan klik saja:

Download

Kamis, 18 Agustus 2011

KEONG KRISPI DALAM LOMBA PENULISAN PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

Keongemas merupakan hama yang meresahkan petani karena binatang bercangkang ini suka memakan tanaman padi. Fertilitas yang tinggi mengakibatkan pertumbuhan keongemas ini sangat cepat. Kecepatan pertumbuhan ini juga mempercepat tingkat kerusakan tanaman padi petani. Namun ternyata di balik keberingasannya, makhluk ini juga menyimpan berbagai kemanfaatan bagi manusia. Banyak kandungan gizi yang tidak disepelekan. Keongemas banyak membawa dampak yang baik bagi umat manusia karena selain meningkatkan libido, mengobati penyakit liver, juga dapat berguna untuk meningkatkan kecerdasan seseorang.

Mengingat kemanfaaan itu, maka penulis berupaya mengangkatnya dalam sebuah proposal kewirausahaan yang disertakan dalam
lomba penulisan proposal kre-atifitas siswa kewirausahaan dalam Economic Science Competition (ESC) III yang diselenggarakan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang. Proposal ini mengupayakan agar keongemas tidak menjadi hama tetapi justru dapat dimanfaatkan sebagai makanan ringan yang muaranya dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarkat perdesaan dan secara tidak langsung dapat membantu para petani dalam mengatasi hama keongemas yang mengganggu tanaman padi mereka. Makanan ringan yang dimaksud adalah keong krispi. Pengolahan keongemas menjadi makanan ringan “keong krispi” ini diharapkan juga dapat meningkatkan produk (yield) desa, khususnya di Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

P
embuatan makanan ringan “keong krispi ini sangat mudah. Komposisi bahan yang digunakan untuk pembuatan makanan ringan “keong krispi” adalah keongemas (Pomacea Camaliculata Lamark), minyak goreng, tepung terigu, bawang putih, kemiri, ketumbar, jahe, daun jeruk purut, mataasam, dan garam. Penggunaan rempah-rempah (bawang putih, kemiri, ketumbar, jahe, daun jeruk purut, dan mataasam) dalam pengolahan keongkrispi ini agar hasil yang diperoleh adalah keong krispi yang renyah.

Faktor yang masih menjadi kendala dalam proses pembuatan keong krispi adaLah
pengupasan cangkang dan penjemuran keongemas. Pengupasan keongemas masih secara manual hingga memakan waktu yang relatif lama. Sedang dalam penjemuran keongemas masih mengandalkan keadaan cuaca. Jika cuaca kurang mendukung, misalnya sering terjadi hujan, maka keongemas yang dijemur tidak cepat kering.

Keong krispi dip
asarkan dengan cara dititipkan di toko-toko, di samping juga melayani penjualan langsung di rumah produksi.

Demikianlah ringkasan dari penulisan proposal kewirausahaan yang dilakukan oleh dua siswa kelas XI.IPA2, Ayu Anisa Ulfitri dan Diina Itsna Annisa yang pembimbingnya saya sendiri. Perlu diketahui bahwa kedua siswa tersebut tidak hanya menulis, tetapi terlibat langsung dalam pembuatan keong krispi tersebut. Alhasil, proposal mereka juga dinyatakan oleh panitia masuk sepuluh besar. Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan klik:

Download Awal Proposal

Download Isi Proposal