Powered By Blogger

Kamis, 31 Maret 2011

MINERAL FELSPAR (KAlSi3O8, NaAlSi3O8, CaAl2Si2O8)

Menurut Laboratorium Geografi Universitas Negeri Malang (UM) bahwa Felspar tergolong dalam kelompok mineral silikat. Adapun ciri-ciri felspar sebagai berikut: putih, abu-abu, kemerah-merahan, jingga, kuning, atau hijau; gores/cerat putih; kilap sutera (silky); belahan sempurna {001} baik {010}; kekerasan 6--6,5; berat jenis 2,25--2,75.

Sebagai bahan galian, felspar merupakan bahan galian aluminousilicates dari potasium, kalium, dan kadang-kadang barium. Mineral dalam felspar adalah ortoklas dan mikroklin, potash felspar yang komposisinya KAlSi3O8. Anortoklas adalah felspar yang sebagian potashnya diganti oleh soda (Na), terdapat sedikit anorthite, soda lime feldspar adalah kelompok plagioklas. Felspar di alam terjadi dalam batuan granit, batuan metamorf, dan pegmatit. Felspar di Indonesia ditemukan di Tanjungpandan (Provinsi Bangka--Belitung), Provinsi Lampung, Provinsi Kalimantan Barat, Lodoyo Kabupaten mBlitar, Trenggalek, dan Ponorogo (Provinsi Jawa Timur), Provinsi Sulawesi Tengah, dan Saparua (Provinsi Maluku). Dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam industri keramik dalam pembuatan gelas, barang-barang pecah-belah, email, ubin, porselin, dsb.

Posting tersebut di atas berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Laboratorium Geografi Universitas Negeri Malang. Tanpa Tahun. Contoh Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek contoh felspar dari paket kiriman Kementerian Pendidikan Nasional.

Rabu, 30 Maret 2011

MINERAL KUARSA (SiO2)

Kuarsa (SiO2) tergolong dalam kelompok mineral silikat. Ciri-ciri mineral ini sebagai berikut: sistem kristal heksagonal; kekerasan 7; berat jenis 2,65; warna bening atau putih; gores/cerat putih; kilap kaca (vitreous); dan belahan tidak ada. Mineral Kuarsa (quartz) ini di alam ditemukan di dalam batuan beku dan batuan metamorf, terutama dalam pegmatit granit. Kuarsa merupakan mineral paling umum ditemukan dalam mineral gang dari urat-urat hidrothermal. Mineral tersebut juga ditemukan dalam bentuk pasir kuarsa lantaran terjadi pelapukan pada batuan beku ataupun metamorf.

Persebaran mineral kuarsa di Indonesia ditemukan di Bandaaceh (provinsi Nanggroe Aceh Darussalam), sungai Asahan dan Kisaran (Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, mBeji--Surakarta (Provinsi Jawa Tengah), Tuban dan sepanjang pantai utara Jawa Timur, Bangkalan (Provinsi Jawa Timur), Martapura (Provinsi Kalimantan Selatan), dan Provinsi Kalimantan Timur.

Kegunaan mineral kuarsa dalam kehidupan sehari-hari: untuk alat optik, batu asah (gerinda), dan kaca. Bila berbentuk pasir, kuarsa digunakan untuk sandpaper, sandblasting, refractories, fluxs dalam proses metalurgi, industri kimia, industri cat, bahan pengisi, industri keramik (kaca dan gelas), decorative material, insulation, stuctural materials, bahan bangunan dalam tongkat rod work and blocks digunakan dalam tube mills (pabrik pipa), industri semen, elektronik, dan arloji.

Posting tersebut di atas berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Sumber:
- Direktoral Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta:
Departemen Pertambangan.

- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Laboratorium Geografi Universitas Negeri Malang. Tanpa Tahun. Contoh Batuan dan Mineral. Malang: Laboratorium Geografi Universitas Negeri Malang.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malang: Universitas Brawijaja, Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek:
- Foto atas: mineral kuarsa koleksi Adi Susilo, P.Hd.
- Foto bawah: mineral kuarsa pada paket kiriman mineral dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Selasa, 29 Maret 2011

MINERAL GARNET (A3 B2 (SiO4)2)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Garnet (A3 B2 (SiO4)2) termasuk kelompok mineral silikat. Menurut Doddy Setia Graha (1987:244) bahwa mineral garnet memiliki sistem kristal isometrik; belahan buruk {110}; berat jenis 3,5--4,3; kilap kaca (vitreous) sampai damar (resineous); warna merah, coklat, putih, hijau, hitam; gores/cerat putih; optik bervariasi. Mineral ini di alam ditemukan sebagai mineral pengiring dari batuan metamorf (sekis, mika, sekis hornblende, dan gneis). Sedang pada batuan beku, garnet ditemukan dalam dike pegmatit dan granit.

Sumber:
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malan; Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek garnet koleksi Adi Susilo, P.Hd (UB).

Senin, 28 Maret 2011

MINERAL BARIT (BaSO4)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Barit (BaSO4) termasuk kelompok mineral sulfat. Pernyusun utama mineral ini adalah barium (Ba). Menurut Doddy Setia Graha (1987:242) bahwa barit memiliki karakteristik sebagai berikut: sistem kristal ortorombik; belahan sempurna {001}; kekerasan 3--3,5; berat jenis 4,5; kilap kaca (vitreous); warna putih atau bening; gores/cerat putih. Mineral ini di alam ditemukan sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrothermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga, mangan, dan antimon. Barit juga bisa ditemukan dalam urat-urat batugamping dengan kalsit dan dalam batupasir dengan bijih tembaga.
Sedang menurut Direktorat Pertambangan (1969:133) bahwa barit berbentuk butiran atau kristal; warna putih, kuning muda, biru, abu-abu, merah, jingga, dan jingga gelap; karakteristik tembus cahaya hingga jernih.
Persebaran barit di Indonesia ditemukan di Pasirangin/Ciseuti (Provinsi Jawa Barat) dan di Sermo/Wates (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Dalam kehidupan sehari-hari, barit digunakan untuk bahan cat, pewarna putih pada pabrik karet, lak, bahan baku industri kimia, bahan poleh, tegel dalam suhu tinggi, dan untuk mengatur berat jenis lumpur dalam industri minyak.


Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susila, Adi. 2011. Presentasi Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dari:
- Foto atas: Mineral Barit koleksi pribadi Adi Susilo, P.Hd.
- Foto bawah; Paket mineral kiriman Kementerian Pendidikan Nasional.

Minggu, 27 Maret 2011

MINERAL ARAGONIT (CaCO3)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Aragonit (CaCO3) merupakan mineral yang tergolong kelompok karbonat. Menurut Doddy Setia Graha (1987:240) bahwa mineral ini memiliki sistem kristal pseudo-heksagonal; belahan baik {010}; kekerasan 3,5--4, berat jenis 2,94; kilap kaca (vitreous); Warna bening atau putih; gores putih; dan di alam ditemukan pada suhu rendah dari uap panas atau rongga, terjadi dengan kalsit dan sulfur.

Sumber:
Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek dari paket mineral kiriman Kementerian Pendidikan Nasional.

MINERAL DOLOMIT (CaMg (CO3)2)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Dolomit (CaMg (CO3)2) termasuk kelompok mineral karbonat. Menurut Doddy Setia Graha (1987:239) bahwa dolomit memiliki sistem kristal heksagonal; belahan sempurna {1011}; kekerasan 3,5--4, berat jenis 2,85, kilap kaca (vitreous), warna bening atau putih sampai krem, gores.cerat putih. Mineral ini di alam terjadi sebagai lapisan batugamping magnesium, sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrothermal.

Persebaran dolomit di Indonesia ditemukan di Kejae (Sumatera bagian tengah); Pamotan, gunung Sekapuk, gunung Kaklak, Gresik, Tuban, Bancak Sedayu, Madura (Provinsi Jawa Timur) dan Tonasa (Provinsi Sulawesi Selatan).

Pemanfaatan dolomit dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan tahan api, untuk industri kertas, pupuk, bangan bangunan, perekat bata, pelapis perekat, pembuatan gelas, flux metalurgi, sebagai bahan kimia untuk industri farmasi, karet, cat, tinta cetak, dan pasta.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral pada MGMP Geografi. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek paket mineral kiriman Kementrian Pendidikan Nasional.


Sabtu, 26 Maret 2011

MINIERAL KALSIT (CaCO3)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Mineral kalsit (CaCO3) termasuk kelompok mineral karbonat. Menurut Doddy Setia Graha (1987:239) yang juga disampaikan oleh Adi Susilo (2011) bahwa mineral kalsit memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Sistem kristal heksagonal; belahan sempurna {1011}; kekerasan 3; berat jenis 2,71; kilap kaca (vitreous); warna bening atau putih; dan gores/cerat putih. Mineral ini sebagian besar terbentuk di laut sebagai nodul dalam batuan sedimen, urat-urat hidrothermal sebagai gang, dan di dalam berbagai batuan beku. Dalam kehidupan sehari-hari, mineral ini digunakan untuk pembuatan gelas, bahan-bahan kedokteran, bahan untuk merendahkan titik lebur, bahan tahan api, dan sebagainya

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek dari paket mineral/bahan galian kiriman dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Jumat, 25 Maret 2011

MINERAL PIROLUSIT (MNo2)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Pirolusit (MnO2) merupakan kelompok mineral oksida--hidroksida. Menurut Doddy Setia Graha (1987:237) bahwa pirolusit memiliki sistem kristal tetragonal; belahan sempurna {110}; kekerasan6--6,5; berat jenis 4,75; warna hitam besi; gores/cerat hitam besi; optik opak, anisotrop.

Menurut Direktorat Pertambangan (1969:55) bahwa pirolusit ini dikenal sebagai mineral utama dalam bijih mangan. Di samping itu bijih mangan terdapat pula pada mineral manganit (Mn2O3.H2O), psilomelan (MnO.MnO2.2H2O), hausmanit (Mn5O4), rhodokrosit (MnCO3), dan rhodonit (MnSiO2). Bijih mangan di alam banyak ditemukan dalam berbagai batuan berbentuk kristal halus. Cebakan sedimen dan residual ditemukan di dasar danau dan laut dangkal. Tipe lain ditemukan sebagai cebakan hidrothermal.
Bijih mangan di Indonesia ditemukan di Provinsi: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka--Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Dalam kehidupan sehari-hari, bijih mangan digunakan untuk industri metalurgi (untuk membuat baja kuat, perunggu dalam propeler kapal, logam campuran yang bersifat sebagai peredam getaran dan suara, serta sebagai besi tuang). Dalam industri kimia, mangan digunakan untuk melindi bijih uranium, batang-batang las, bahan celup, cat, pernis, pupuk, obat-obatan, kaca, keramik, dan lain-lain.


MINERAL SPALERIT (ZnS)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA kelas XI.IPS semester 1 dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Kompetensi Dasar: 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam. Di samping itu berkaitan pula dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, Materi Pembelajaran: Lithosfer untuk siswa SMA kelas X semester 2. Juga berkaitan dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dengan materi yang sama, Lithosfer.

Spalerit (ZnS) termasuk golongan mineral sulfida yang menurut Doddy Setia Graha (1987:230) bahwa spalerit ini memiliki sistem kristasl kubik; belahan sempurna {110}; kekerasan 3,5--4; berat jenis 3,9--4,1; kilap damar (resineous) sampai sublogam (submetallic); warna merah jingga sampai mendekati hitam; gores/cerat coklat sampai kuning; optik cerah, isotrop, n = 2,36--2,47. Spalerit sebagi bijih seng di alam ditemukan di sepanjang urat-urat mesothermal dengan galena dan yang lain dari sulfida. Menurut Direktorat Pertambangan (1989:91) bahwa mineral-mineral seng yang komersial di samping zincblende/spalerit (ZnS), adalah smith-sonite (ZnCO3), hemimorphite (Zn4Si27(OH)2.H2O), zincite (Znb), willemite (Zn2SiO4), dan franklinite (Fe,Zn,Mn) (Fe,Mn)2O). Persebaran spalerit di Indonesia: terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Dalam kehidupan sehari-hari spalerit sebagai bijih seng digunakan untuk proteksi logam terhadap korosi, campuran logam, reducing agents, lithographic plates, dry cell, keramik, karet, kosmetik, obat-obatan, tekstil, kimia, dan bangunan.


Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek contoh mineral paket dari Kementrian Pendidikan Nasional.

MINERAL SINABAR (HgS)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA kelas XI.IPS semester 1 dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Kompetensi Dasar: 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam. Di samping itu berkaitan pula dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, Materi Pembelajaran: Lithosfer untuk siswa SMA kelas X semester 2. Juga berkaitan dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dengan materi yang sama, Lithosfer.

Sinabar (HgS) merupakan salah satu mineral untuk airraksa. Sebagai mineral, sinabar termasuk kelompok mineral sulfida. Sebagai logam, sinabar termasuk dalam kelompok logam mulia (precious metal). Menurut Doddy Setia Graha (1987:231) bahwa sinabar memiliki sistem kristal trigonal; belahan sempurna {1010}; kekerasan 2--2,5; berat jenis 8,09; kilap intan (adamantine); warna merah sampai merah kecoklatan; optik cerah, merah, so+. Mineral ini di alam ditemukan di daerah air panas (hot spring) yang berasosiasi dengan batuan vulkanik muda dan dalam larutan hidrothermal pada suhu rendah. Bijih placer sinabar terjadi lantaran proses pelapukan. Adapun persebaran sinabar ini di Indonesia mencakup Propinsi Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kegunaan airraksa dalam kehidupan sehari-hari untuk alat-alat listrik, termometer, barometer, obat-obatan, insektisida, fungisida, cat, pengolah emas dan perak, fotografi (yang menggunakan film), fulminate, vermillion, dsb.

Sumber;
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung; Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Paparan tentang Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek paket contoh mineral dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Kamis, 24 Maret 2011

MINERAL PIRIT (FeS2)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA kelas XI.IPS semester 1 dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Kompetensi Dasar: 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam. Di samping itu berkaitan pula dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, Materi Pembelajaran: Lithosfer untuk siswa SMA kelas X semester 2. Juga berkaitan dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dengan materi yang sama, Lithosfer.

Mineral pirit (FeS2) juga disebut besi belerang. Sering pula disebut dengan emas orang tolol lantaran warnanya yang kuning kecoklatan cemerlang ketika tertima sinar Matahari. Pirit ini termasuk kelompok mineral sulfida. Menurut Doddy Setia Graha (1987:231) yang juga dibenarkan oleh Adi Susilo, P.Hd dalam paparan tentang Batuan dan Mineral pada MGMP Geografi SMA Kabupaten Malang, Januari 2011 bahwa pirit memiliki karakteristik sebagai berikut: sistem kristal kubus; belahan tidak ada; kekerasan 6--6,5; berat jenis 5,01; kilap logam (metallic); warna kuning terang muda; gores/cerat hitam kehijauan; optik opak, krem muda--kuning, isotrop. Mineral ini di alam ditemukan pada sebagian mineral sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Pirit ditemukan dalam urat-urat endapan bersuhu rendah sampai tinggi dalam batuan beku dan pegmatit, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Gambar pirit bagian atas merupakan contoh mineral koleksi Adi Susilo, P.Hd, Ahli Geofisika yang juga ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Sedang gambar pirit bagian bawah ini merupakan koleksi pribadi penulis yang didapat dari hasil penggalian untuk septiktank milik seorang penduduk di Kabupaten Malang yang berbatuan induk batuan gamping/kapur.

Sumber:
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi.

Selasa, 22 Maret 2011

MINERAL KALKOPIRIT (CuFeS2)


Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA kelas XI.IPS semester 1 dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Kompetensi Dasar: 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam. Di samping itu berkaitan pula dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, Materi Pembelajaran: Lithosfer untuk siswa SMA kelas X semester 2. Juga berkaitan dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dengan materi yang sama, Lithosfer.

Kalkopirit (CuFeS2) merupakan mineral sulfida. Menurut Doddy Setia Graha (1987:231) bahwa kalkoririt ini memiliki karakteristik: sistem kristal tetragonal; belahan tidak jelas {011}; kekerasan 3,5--4; berat jenis 4,28; berat jenis 4,28; kilap logam (metallic); warna kuning terang atau coklat; gores/cerat hitam kehijauan; optik opak, anisotrop lemak, kuning muda. Kalkopirit banyak terdapat bersama tembaga dan sedikit bersama sulfida. Sebagai mineral bijih primer berkarakteristik hipothermal dan urat-urat mesothermal bersuhu lebih tinggi. Kalkopirit juga terbentuk di bawah kondisi epithermal dalam urat berbentuk kristal.

Sumber:
- Doddy Setia Graha. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Narasumber:
- Adi Susilo, P.Hd dalam paparan Batuan dan Mineral pada MGMP Geografi SMA Kabupaten Malang, Rabu, 26 Januari 2011.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek contoh kalkopirit milik Adi Susilo, ahli Geofisika dan Ketua Jurusan Fisika Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Minggu, 20 Maret 2011

MINERAL GALENA (PbS)


Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA kelas XI.IPS semester 1 dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam dan Kompetensi Dasar: 2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam. Di samping itu berkaitan pula dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, Materi Pembelajaran: Lithosfer untuk siswa SMA kelas X semester 2. Juga berkaitan dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian dengan materi yang sama, Lithosfer.

Galena merupakan mineral timah hitam yang timah hitam itu sendiri termasuk bahan galian logam bukan besi (non ferrous). Menurut Doddy Setia Graha (1987:230) memiliki karakteristik sebagai berikut: "sistem kristal isometrik, belahan sempurna {001}, kekerasan 2,5, berat jenis 7,58, kilap logam (metallic), warna dan gores/cerat abu-abu timah, optik opak, isotrop. Terdapatnya dalam urat-urat hidrothermal dengan spalerit, kalkopirit, pirit, dolomit, barit, dan fluorit". Sedangkan menurut Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan (1969:92--94) bahwa mineral ini di Indonesia tersebar di provinsi: Nanggroe Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Timah hitam sendiri dipergunakan dalam baterai, pembuatan kabel, amunisi, campuran logam, industri cat, keramik, insektisida, refining minyak dan karet, industri kimia, industri nuklir, stabilitas pada plastik, dll.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek foto paket contoh mineral kiriman Departemen Pendidikan Nasional.

Sabtu, 19 Maret 2011

MINERAL TEMBAGA (Cu)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional bidan Kebumian.

Mineral tembaga (Cu) tergolong elemen asli (native). Dalam pengelompokan logam, tembaga termasuk logam bukan besi Menurut Doddy Setia Graha (1987:226) bahwa mineral tembaga memiliki karakteristik: sistem kristal isometrik, belahan tidak ada, kekerasan 2,5 sampai 3, kilap logam (metallic), warna merah muda, kusam yang cepat menjadi merah tembaga dan kemudian berubah menjadi coklat, gores/cerat hitam logam, optik opak, isotrop. Mineral tembaga di alam ditemukan terutama di zona oksidasi dari endapan biji sulfida. Batuan sedimen yg berdekatan dengan ekstrusi basa, dan di dalam rongga-rongga batuan basalt.

Sedangkan menurut Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan (1969:83) "bijih tembaga terdapat sebagai cebakan-cebakan dengan bermacam-macam tipe dalam batuan beku, sedimen, metamorfose. Hampir sebagian besar cebakan-cebakan tembaga terjadi dari larutan hidrothermal dengan tipe replacement dan cavity filling. Sebagian besar cadangan bijih tembaga dunia terdiri dari tipe replacement dalam bentuk porphyry copper".

Persebaran tembaga di Indonesia ditemukan hampir merata di berbagai provinsi, yaitu di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua.

Penggunaan tembaga dalam kehidupan sehari-hari untuk peralatan listrik dan mobil, kabel, alat-alat radio, lemari es, AC, telepon, amunisi, kapal terbang, peluru kendali, campuran logam (perunggu dan kuningan), industri kimia, bahan celup dan rayon, alat-alat rumah tangga dan bangunan, perhiasan, dsb.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dari pemotretan paket contoh mineral dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Kamis, 17 Maret 2011

MINERAL BELERANG (S)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional bidang Kebumian.

Belerang (S) merupakan mineral asli (native). Sebagai mineral, belerang memiliki karakteristik sebagai berikut: sistem kristalnya ortorombik, belahan tidak sempurna {001}, kekerasan 1,5 sampai 2,5, berat jenis 2,1, kilap damar (resineus) sampai lemak (greasy), warna kuning sampai coklat kuning, dan gores/ceratnya putih. Mineral ini di permukaan Bumi ditemukan di dalam endapan-endapan yang ada di daerah vulkanik atau dalam mataair panas, di dalam batuan sedimen, kubah garam, dan sebagai mineral sekunder dalam endapan bijih, sulfatar, serta fumarol. Belerang ini menghasilkan gas SO2.

Persebaran belerang di Indonesia mencakup Propinsi Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan pulau Damar (Maluku). Untuk di Jawa Timur belerang ini ditemukan di kawah gunung Welirang, gunung Arjuno, dan kawah Ijen dalam wujud uap/gas yang kemudian memadat setelah mengalami pendinginan.

Dalam kehidupan sehari-hari mineral belerang digunakan untuk membuat asam belerang (asam sulfat--H2SO4) dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat, untuk membuat ter, mengasami besi baja dan keperluan metalurgi, untuk bahan cat, bahan peledak, rayon, selulose film, ebonit, tekstil, cairan sulfida, karbon sulfida pada industri karet, anti serangga, racun hama, pengawet kayu, dipakai di pabrik kertas dan korek api, untuk proses sulfitasi pada pabrik gula dan kinine, obat-obatan, dan industri kimia.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Peninjauan Lapangan di Kawah Gunung Welirang.

Keterangan Foto:
- Dokumentasi pribadi dengan contoh mineral belerang kiriman dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Selasa, 15 Maret 2011

MINERAL EMAS (Au) DAN PERAK (Ag)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Untuk memberikan deskripsi tentang mineral yang berjudul di atas, kita kupas satu per satu. Adapun deskripsinya sebagai berikut:
1. Mineral Emas (Au)
Mineral emas termasuk elemen asli (native) yang juga tergolong dalam logam mulia (precious
metal)
. Emas ini memiliki sistem kristal isometrik yang tidak memiliki belahan. Tingkat
kekerasan emas berkisan antara 2,5 sampai 3 dengan berat jenis 19,3, kilap logam (metallic),
warna dan gores/cerat kuning. Ada lima mineral emas yang komersial, yaitu: emas murni
(Au), kalaverit (AuTe3), silvanit ((Au3Ag)Te), krenerit (Au,Ag)Te2), dan petzit ((Ag,Au)2Te).
Di alam, emas berada dalam cebakan-cebakan dengan berbagai macam tipe batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Kebanyakan emas dihasilkan dari larutan/urat-urat
hidrotermal yang umumnya berasosiasi dengan mineral sulfida. Sedangkan proses pelapukan
akan menghasilkan endapan-endapan pasir emas (placer). Persebaran emas di Indonesia
ditemukan di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, NTB, NTT, dan Papua. Manfaat emas dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai perhiasan, matauang, perkakas laboratorium pengolahan, synthetic fibers, electrical contacts, thermocouples, kedokteran gigi, dsb.

2. Mineral Perak (Ag)
Perak di permukaan Bumi selalu ditemukan bersama-sama dengan emas. Perak ini juga termasuk elemen asil yang juga tergolong dalam logam mulia. Karakteristik mineral perak adalah memiliki sistem kristal isometrik, belahan tidak ada, kekerasan 2,5 sampai 3, berat jenis 10,5, kilap logam (metallic), warna dan gores/cerat putih, optik opak maupun isotrop. Adapun mineral-mineral perak terpenting adalah perak alam (Ag), argentit (Ag2S), serargirit (AgCl), dan pirargirit (Ag3SbS3). Mineral perak ini sama dengan emas, ditemukan hampir merata di seluruh propinsi di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk perhiasan, matauang, campuran logam, fotografi, industri kimia, obat-obatan, alat-alat listrik, keramik, high efficiency batteries pada jet dan peluru kendali, kamera tv, alat-alat presisi (scientific instrument), dan solder perak.

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia.
Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Berbagai sumber.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek contoh mineral emas & perak kiriman dari Kementerian Pendidikan Nasional.

COLUMNAR JOINT

Inilah bentuk akumulasi lava beku produk erupsi dari tipe (letusan) Sint Vincent dari salah satu gunung api teraktif di Indonesia, gunung Kelut. Magma yang cair kental bersifat intermedier ini dikeluarkan dari dapur magma yang dangkal dan dengan tekanan gas yang rendah hingga sedang menghasilkan batuan beku luar berbentuk dinding berkolom-kolom/balok. Hal itu pulalah maka gunung Kelut merupakan salah satu gunung api strato yang tidak berbentuk kerucut sempurna.

Foto ini dibuat oleh Drs. Suhandoko, guru SMA Negeri 1 Sumberpucung ketika berkunjung ke gunung Kelut pada Nopember 2009 lalu dalam rangka Musyawarah Guru Matapelajaran (MGMP) Geografi SMA Kabupaten Malang pada kegiatan MGMP lapangan.

Sajian ringkas ini dapat digunakan sebagai pelengkap dalam pembelajaran Geografi untuk siswa SMA/MA kelas X (Sepuluh) semester 2 dengan Standar Kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi. Adapun materi pembelajaran yang dimaksud adalah: Lithosfer dengan submateri: Tenaga endogen--Vulkanisme yang juga berkaitan dengan struktur lapisan kulit Bumi--batuan beku.