Powered By Blogger

Kamis, 15 Maret 2012

SOAL UJIAN SEKOLAH (UTAMA) GEOGRAFI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

SMA Kabupaten Malang melaksanakan Ujian Sekolah (US) Tahun Pembelajaran 2011/2012 pada 10-17 Maret 2012. US yang dimaksud adalah US tulis utama. Sedang US susulan akan dilaksanakan jika ada siswa yang berhalangan hadir ketika penyelenggaraan US utama. Matapelajaran yang di-US-kan sebanyak 13matapelajaran, baik untuk program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Bahasa (IPB), maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ketiga belas matapelajaran tersebut meliputi: Pendidikan Agama; PKn; Bahasa Indonesia; Bahasa Inggris; Matematika; Sejarah; Biologi (IPA), Sastra Indonesia (IPB), Sosiologi (IPS); Pedidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan; Kimia (IPA), Antropologi (IPB), Geografi (IPS); Keterampilan Bahasa; Fisika (IPA), Bahasa Asing (IPB), Ekonomi (IPS); Teknologi Informasi dan Komunikasi; serta Pendidikan Seni Budaya. Jenis US ini adalah tes tertulis bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan.

Untuk US matapelajaran Geografi, waktu pelaksanaan US-nya pada pagi hari tadi, Kamis, 15 Maret 2012 pukul 7.30--9.30 WIB (2jam). Jumlah soalnya sebanyak 50butir. Naskah soal Geografi tersebut dapat diunduh dengan mengklik:
Unduh

INDONESIA MAU DIJADIKAN SATU DAERAH WAKTU?

'nuansa masel' kemarin menyempatkan waktu berjam-jam untuk membaca artikel berita tentang wacana akan dijadikannya tiga daerah waktu di Indonesia ke dalam satu daerah waktu beserta berbagai komentar pada sebuah situs internet terkenal. Dalam berita itu diutarakan bahwa tendensi pengubahan daerah waktu itu untuk meraih keuntungan hingga trilyunan Rupiah secara ekonomi. Benarkah?

Berikut ini pendapat 'nuansa masel'  tentang waktu. Waktu adalah sesuatu yang tak berwujud namun dapat dirasakan perubahan dan manfaatnya. Lantaran itu ada yang memasukkannya sebagai suatu sumberdaya, yakni sumberdaya waktu yang juga termasuk dalam sumberdaya alam. Dalam ajaran agama (dalam hal ini yang dimaksud adalah agama Islam) telah mengisyaratkan tentang waktu; di antaranya dalam Surat Yaa Siin ayat 37--40. Tidak mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (Q.S. 36:40). Bahkan dalam Surat Yaa Siin ayat 37 disebutkan bahwa hal itu merupakan suatu tanda kekuasaan Allah yang besar. Implementasinya, manusia di muka Bumi akan mengalami waktu siang dan waktu malam. Waktu  siang dan malam itu tidak bisa saling mendahului dan tidak pula bisa disamakan. Perbedaan waktu itu didasarkan pada rotasi Bumi. Satu kali Bumi berotasi menempuh 360derajat selama 24jam (pembulatan dari 23jam 56menit). Dua puluh empat jam tersebut sama dengan satu hari yang terdiri dari satu siang dan satu malam. Mengingat dalam satu putaran penuh tersebut Bumi menempuh 360derajat selama 24jam, maka setiap 15derajat Bujur (Meredian) di muka Bumi, waktu berbeda satu jam. Dasar perhitungannya, 360 : 24 x 1derajat = 15derajat. Dengan demikian setiap satu derajat Bujur yang berbeda, waktu berbeda 4menit. Jadi dasar pembagian waktu pada suatu negara itu bukan berdasarkan luas suatu negara tersebut yang berdasarkan kilometer persegi atau atau satuan ukuran yang lain. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia secara astronomis terletak antara 6derajat LU--11derajat LS dan 95derajat BT--141derajat BT. Perlu ditegaskan lagi bahwa yang digunakan tolok ukur pembagian waktu (juga tanggal) adalah garis Bujur. Dengan demikian berdasarkan garis Bujurnya, Indonesia memiliki jarak Bujur sebesar 46derajat (diperoleh dari 141derajat - 95derajat). Karena memiliki jarak Bujur sebesar 46derajat tersebut, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu (diperoleh dari pembulatan hasil pembagian dari 46 : 15). Tiga daerah waktu tersebut meliputi daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITa), dan daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Mengingat Bujur dasar 0derajat melalui Greenwich (yang dijadikan waktu standar internasional, GMT), maka tiga daerah waktu di Indonesia tersebut memiliki Bujur standar masing-masing. Bujur standar WIB adalah 105derajat BT yang melalui timur Palembang, Bujur standar WITa adalah 120derajat BT yang melalui Palu Sulawesi, dan Bujur standar WIT adalah 135derajat BT yang melalui daerah leher kepala Burung di Papua. Berikutnya, lantaran Bumi berotasi dari arah barat ke timur (arah positif), maka permukaan Bumi yang paling timur (termasuk Indonesia) terkena penyinaran Matahari terlebih dahulu dibanding daerah-daerah lain yang ada di sebelah baratnya. Hal yang demikian itu maka permukaan Bumi yang paling timur lebih dahulu siang hari. (bersambung).  

Jumat, 09 Maret 2012

SOAL TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Soal yang disajikan dalam posting ini merupakan bagian dari soal Geografi untuk kelas XI (sebelas) semester 2  (dua) pada standar kompetensi (SK): 3 menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup, kompetensi dasar (KD): 3.2 menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Soal tersebut sebenarnya merupakan penggalan dari rangkaian soal Geografi untuk kelas XI (sebelas) untuk semester 1 (satu) dan 2 (dua) yang disusun oleh enam orang guru SMA di Jawa Timur dalam kegiatan Workshop Pengayaan Konten Jardiknas Jenjang SMA yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Tretes, Pasuruan pada awal Nopember 2011 lalu. Kebetulan 'nuansa masel' kebagian SK dan KD tersebut di atas. Lantas, jumlah soal yang ditulis hanya mulai nomor 27 sampai 40. Selebihnya dikerjakan oleh rekan-rekan dari perwakilan Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Nganjuk, dan Kota Pasuruan. Soal ini dilengkapi pula kunci jawaban dan pembahasan soal, di samping dituntut untuk membuat kisi-kisi soal. Namun kisi-kisi soal tersebut tidak turut dicantumkan pada posting ini. Selebihnya dapat diunduh dengan mengklik:
Unduh

Kamis, 08 Maret 2012

BAJING POHON

Bajing termasuk binatang pengerat yang masuk pada suku Sciuridae. Mamalia kecil ini berwarna abu-abu kecoklatan pada bagian kepala, punggung, sampai ekor. Sedang pada bagian bawah tubuhnya berwarna coklat terang. Bajing pohon yang nampak pada gambar ini merupakan bajing pohon dewasa. Tubuhnya terlihat gemuk, pertanda berkecukupan makan. Bajing tersebut sedang menaiki batang pohon rambutan yang saat ini memang sedang saatnya musim berbuah. Tidak hanya buah rambutan, bajing pohon ini terlihat sering melahap buah pepaya, kelapa, pisang, dan berbagai buah lainnya. Di sekitar tumbuhan buah-buahan itu pula biasanya bajing pohon ini membuat sarang. Sarangnya terbuat dari ranting-ranting pohon yang telah mengering dan tersusun sedemikian rupa pada dahan atau ranting pohon yang relatif terlindung pada ketinggian di atas 3m dari atas permukaan tanah. Karena suka menggasak berbagai macam buah-buahan inilah bajing pohon sering dianggap sebagai hama. Penduduk sering menembaknya dengan senapan angin atau dengan menggunakan ketapel. Menurut penikmat daging bajing, bajing pohon yang suka makan buah-buahan ini rasanya gurih. Hanya saja ketika masih mentah, dagingnya berbau kurang sedap (bahasa Jawa: tengik). Ada yang mengatakan bau daging tersebut akibat seringnya makan buah kelapa. Sebagian orang Jawa mempunyai kepercayaan bahwa daging bajing ini bisa untuk mengobati berbagai penyakit. Satu di antaranya adalah penyakit jantung. Menurut masyarakat yang percaya tadi, cara pengobatannya dengan mengkonsumsi daging tersebut dalam bentuk daging goreng atau dalam bentuk olahan yang lain. Sedang sebagian masyarakat yang lain tidak menyukainya karena bajing termasuk binatang pengerat,

Jumat, 02 Maret 2012

KEKAYAAN SUMBERDAYA MINERAL UNTUK PENINGKATAN SDM DI MALANG SELATAN DAN KIAT SUKSES MASUK PTN

Berkaitan dengan peringatan Hari Ulang Tahun SMAPa ke-28, OSIS SMAPa menyelenggarakan pembelajaran umum bertema" Kekayaan Sumberdaya Mineral untuk Peningkatan SDM di Daerah Malang Selatan dan Kiat Sukses Masuk PTN" pada 13 Pebruari lalu. Tidak tanggung-tanggung, pengurus OSIS mengundang narasumber dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.  Narasumber yang dimaksud adalah putra asli Malang Selatan yang ahli Geofisika. Beliau adalah Adi Susilo, Ph.D. yang dalam kegiatan sehari-hari menjabat sebagai ketua jurusan Fisika, FMIPA-UB dan sebagai pejabat pada Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana. Kegiatan ini bertujuan agar warga Malang Selatan, khususnya siswa SMAPa memahami dan menyadari kekayaan sumberdaya mineral yang ada di lingkungan sekitar mereka, dan pada gilirannya mereka merasa terpanggil untuk menuntut ilmu setinggi mungkin hingga dapat mengelola kekayaan sumberdaya mineral tersebut secara bijaksana demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, khususnya di daerah Malang Selatan itu sendiri. Selebihnya paparan beliau yang ditayangkan dengan menggunakan Microsolf PowerPoint ini dapat dicermati dengan mengklik:
Unduh