Ketika gerak semu tahunan Matahari tepat di atas 23,5°LS
Minggu, 21 Februari 2010
Lain di Indonesia, Lain di Jepang
Ketika gerak semu tahunan Matahari tepat di atas 23,5°LS
Jumat, 19 Februari 2010
Batuan Kapur
Menurut Wardiyatmoko (2006:55) bahwa sedimen pasir gamping kali pertama terbentuk pada zamam Silur yang berumur antara 360.000.000--408.000.000tahun yang lalu. Binatang karang berkembang biak dengan baik, sehingga jasad-jasadnya meninggalkan bekas pada lapisan gamping yang tebal. Perlu diketahui bahwa pada batuan sedimen banyak ditemukan fosil. Pada kesempatan lain akan saya tampilkan beberapa fosil yang ditemukan di batuan kapur yang terdapat di Malang Selatan.
Gambar tengah merupakan contoh kecil dari adanya singkapan di daerah karst di Malang Selatan. Stratigrafi batuannya menunjukkan adanya horison tanah yang tipis, bersinggungan langsung dengan batuan induknya, batuan kapur. Lubang yang terlihat pada bagian kanan bawah gambar tersebut menunjukkan adanya proses pelapukan kimia sedang berlangsung. Pembentukan gua-gua kapur pada tahap awal mulai terjadi.
Pegunungan kapur yang ada di Malang Selatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian jalur pegunungan kapur yang memanjang arah barat--timur dari rangkaian pegunungan kapur di bagian selatan pulau Jawa. Pegunungan tersebut sering dikenal dengan nama pegunungan Kidul.
Gambar bawah merupakan bentuk pemanfaatan batuan kapur oleh penduduk setempat. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1976 tentang pertambangan (dalam Wardiyatmoko, 2004:105), batuan kapur tergolong bahan galian golongan C. Batuan kapur yang kurang baik, berwarna kusam, biasanya digunakan untuk pondasi bangunan atau untuk pengeras jalan. Menurut seorang pengajar sebuah perguruan tinggi di Surabaya bahwa batuan kapur yang berkualitas baik, banyak mengandung CaCo3 adalah batuan kapur yang berwarna putih bersih. Batuan yang demikian ini baik untuk dijadikan bahan mentah/bahan baku pada industri pembakaran gamping, bahkan juga industri semen. Cara penambangan yang banyak dilakukan adalah penambangan terbuka dan/atau dengan membuat lubang-lubang menganga mirip gua (penambangan tertutup). Cara penambangan apapun hendaknya harus sangat mempertimbangkan keselamatan penambang itu sendiri, di samping juga memperhatikan aspek lingkungan hidup. Kabarnya di daerah ini akan segera dibangun industri semen. Tepatnya industri itu akan dibangun di Kecamatan Sumbermanjing. Semoga terwujud dan dapat menghantarkan kesejahteraan masyarakatnya.
Sumber:
1. Akhwan Nurhasan, dkk. 2009. Geografi Xb (Lembar Kerja dan Tugas Siswa). Surabaya: Bintang Karya.
2. Harmanto Gatot. 2008. Geografi Bilingual Jilid 1. Bandung: Yrama Widya.
3. Ma'mur Tanudidjaja & Kartawidjaja Omi. 1986. Penuntun Pelajaran Geografi. Bandung: Ganeca Exact.
4. Wardiyatmoko K. 2004. Geografi SMA Jilid 2. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
5. Wardiyatmoko K. 2006. Geografi Jilid 1. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
Lava Beku
Lava yang mengalami pendinginan secara cepat di permukaan Bumi akan menjadi lava beku. Lava beku ini termasuk batuan beku luar. Sering pula disebut dengan batuan ekstrusif, yaitu batuan cair yang sampai ke permukaan Bumi.
Lava beku yang terpampang pada gambar tersebut merupakan lava produk dari gunung Kelut pasca erupsi tahun 2007 lalu. Gunung Kelut merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Tipe erupsi dari gunung Kelut ini adalah tipe Sint Vincent yang bercirikan lavanya kental, tekanan gas sedang, dan kedalaman dapur magmanya dangkal. Tekanan gas yang sedang, melemparkan sebagian lava yang kental ketika terjadi erupsi eksplosif. Lava kental itulah kemudian mendingin secara cepat dan kemudian membentuk bongkah lava beku.
Sumber:
1. Kerrod Robin. 1985. Batuan dan Mineral (Terjemahan). Jakarta: P.T. Widyadara.
2. Ma'mur Tanudidjaja Moh. & Kartawidjaja Omi. 1986. Penuntun Pelajaran Geografi. Bandung:
Ganeca Exact.
3. Marbun M.A. 1982. Kamus Geografi. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.
Rabu, 17 Februari 2010
Beda, Batuan Beku Luar Produk Gunung Semeru dan Batuan Beku Produk Gunung Kelut
Litosfer sering pula disebut kulit Bumi/kerak Bumi (crust). Induk dari semua batuan yang ada di litosfer adalah magma (molten rock). Menurut proses terjadinya dan tempat pembentukannya, batuan di muka Bumi diklasifikasikan menjadi tiga kelompok batuan. Batuan-batuan tersebut adalah:
2. Batuan endapan/sedimen (sedimentary rock)
3. Batuan malihan/metamorf (metamorphic rock)
2. Batuan beku korok/gang/porfirik ('korok'igneus rock or hypabyssal rock)
adalah batuan beku yang terbentuk di korok/gang/pipa-pipa saluran gunung berapi (di dalam diatrema) atau dalam bentukan intrusi lainnya.
3. Batuan beku luar/efusif (outer igneus rock/effusive rock)
adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan Bumi dengan proses pembekuan yang relatif cepat.
Untuk selanjutnya kajian kita hanya mengarah pada batuan beku luar. Mengingat terbentuknya batuan ini dalam waktu yang relatif cepat, maka batuan ini memiliki karakteristik: butir kristalnya halus, bahkan amorf dan sebagian memperlihatkan lubang-lubang bekas adanya gas yang terperangkap.
Berdasarkan hal tersebut, dua gambar batuan yang tertera tersebut menurut hemat saya adalah batuan andesit. Gambar bawah merupakan batuan beku luar produk dari gunung paling tinggi dan paling aktif di pulau Jawa, yaitu gunung api Semeru. Karakteristik dari batuan tersebut warnanya yang abu-abu kehijau-biruan. Sedang gambar atas merupakan batuan beku luar produk dari gunung Kelut yang menunjukkan warna abu-abu khas warna batuan andesit. Kedua gunung berapi ini satu rangkaian pegunungan bagian tengah pulau Jawa Bagian timur yang termasuk pada busur dalam dari busur Sunda--Banda, penggalan dari sirkum Mediterania. Bahkan kedua gunung berapi di Propinsi Jawa Timur ini hanya berjarak lurus 75km. Pada masa lampau, batuan andesit ini digunakan untuk bahan candi. Salah satu contohnya pada candi Penataran di mBlitar. Sedang pada saat ini, batuan tersebut banyak digunakan untuk pondasi bangunan, pengeras jalan beraspal, maupun untuk konstruksi beton. Batuan andesit yang berbentuk pipih/lembaran digunakan untuk batu hiasan pada dinding-dinding permukiman orang berada.
Sumber:
1. Akhwan Nur Hasan, dkk. 2009. Geografi (Lembar Kerja dan Tugas Siswa) Kelas Xb.
Surabaya: Bintang Karya.
2. Harmanto Gatot. 2008. Geografi Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2.
Bandung: Yrama Widya.
3. Kerrod Robin. 1985. Batuan dan Mineral (Terjemahan). Jakarta: P.T. Widyadara.
4. Ma'mur Tanudidjaja Moh. & Kartawidjaja Omi. 1986. Penuntun Pelajaran Geografi. Bandung:
Ganeca Exact.
5. Nianto Mulyo Bambang & Suhandini Purwadi. 2004. Kompetensi Dasar Geografi 1. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
6. Tim Geografi Jakarta. 2004. Geografi untuk SMA Kelas X. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
7. Waluya Bagja. 2007. Geografi 1 SMA/MA. Bandung: Armico.
8. Wardiyatmoko K. 2006. Geografi untuk SMA Kelas X. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
9. Yani Ahmad & Ruhimat Mamat. 2008. Geografi untuk Kelas X. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Kunci Jawaban Try Out Ujian Nasional Ke-1 SMA Kabupaten Malang Tahun Pembelajaran 2009/2010 Matapelajaran Geografi
Download
Try Out Ujian Nasional Ke-1 SMA Kabupaten Malang Tahun Pembelajaran 2009/2010 Matapelajaran Geografi
Download
Selasa, 16 Februari 2010
PELAPUKAN FISIS
Pelapukan fisis atau pelapukan fisik sering pula disebut dengan pelapukan mekanik. Pelapukan fisis adalah proses penghancuran batuan yang terjadi akibat adanya pengaruh faktor cuaca/iklim. Faktor cuaca/iklim yang berperan penting dalam pelapukan ini adalah perubahan suhu harian antara siang dan malam, embun pagi (frost), hujan dan perubahan musim. Perubahan musim terutama nampak di wilayah yang memiliki empat musim, yakni ketika terjadi pembekuan air di antara batuan di musim dingin/salju dan pada daerah-daerah pegunungan tinggi yang selalu tertutup salju.
Pelapukan fisis di Indonesia umumnya dipengaruhi oleh intensitas penyinaran Matahari yang tinggi dan hanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang batuannya mengalami pelapukan akibat pengaruh salju/es, yaitu di puncak-puncak pegunungan Jayawijaya (berketinggian lebih dari 4.000m di atas permukaan laut), Papua. Proses pelapukan ini berlangsung dalam waktu sangat lama. Seperti dikemukakan di atas, bahwa pelapukan ini hasil akhirnya adalah tanah dan debu. Tanah yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh batuan asal yang terlapukkan. Jika batuan yang terlapukan itu dari batuan beku dari gunung berapi, maka tanah yang dihasilkannya pun akan bersifat tanah vulkanik. Jenis tanah yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap kehidupan, terutama dalam pertanian.
Minggu, 14 Februari 2010
STRUKTUR DAN PROSES BUMI
Struktur dan Prose Bumi yang tersaji dalam judul tersebut di atas merupakan kajian yang terdapat dalam kompetensi dasar tentang "Sejarah Perkembangan Pembentukan Bumi" yang dalam silabus disajikan pada semester 1 dan sebagian materinya terkait pula dengan kompetensi dasar tentang "Lithosfer". "Sejarah Perkembangan Pembentukan Bumi dan Lithosfer ini juga termasuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 2. Mengingat pentingnya materi ini, maka tidak ada salahnya apabila bapak/ibu guru Geografi maupun para siswa kelas X dan kelas XII.IPS SMA dapat mencermatinya. Materi tersebut disusun, disajikan, dan dibagikan solfcopy-nya oleh bapak Drs. M. Ainur Rofiq, M.A., seorang widyaiswara P4Tk (dulu PPPG IPS dan PMP) Malang pada Diklat MGMP Geografi Tingkat Propinsi Jawa Timur 2006. Jika bapak/ibu guru Geografi, para siswa kelas X dan kelas XII, serta para pembaca ada yang berminat, silahkan mengklik kata di bawah ini:
Rabu, 10 Februari 2010
LABORATORIUM KEHUTANAN SMAPa
Awalnya lahan tidur tersebut merupakan lahan garapan bagi karyawan Tata Usaha dan pesuruh sekolah yang masih berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan tambahan. Maklum honorarium mereka relatif kecil. Adapun jenis tanaman yang diusahakan adalah jagung dan ketela pohon. Tetapi entah karena alasan apa, lahan tersebut kemudian ditelantarkan begitu saja dalam waktu beberapa tahun. Bahkan tanaman ketela pohon sudah ditanam pada periode yang terakhir tidak kunjung dipanen sampai tumbuh dan tumbuh lagi di tahun-tahun berikutnya.
Bapak Sri Setyo, anggota Komite Sekolah adalah orang pertama yang menaruh perhatian terhadap lahan belakang sekolah. Pada Tahun 1998 beliau menawarkan bibit sengon putih, sengon merah, dan petai ke bapak Drs. Dwi Tjahjono Widajat yang menjabat Kepala SMAPa waktu itu untuk penghijauan di lahan tidur belakang sekolah. Tawaran baik itu diterima dan kemudian Kepala Sekolah menugaskan saya dan dua orang pesuruh sekolah untuk mengambil bibit itu ke kebun pembibitan di Banyuurip Desa Pagak. Entah mengapa setelah ditanam, lebih dari separonya mati. Sedang yang hidup pertumbuhannya kurang baik. Lantaran itu semua akhirnya tekat menjadi bulat untuk menghijaukan lahan yang luasnya lebih kurang 1/6 dari seluruh lahan sekolah seluas 2,016ha. Langkah itu dimulai pada akhir tahun 2002, sekitar bulan Nopember.
Jati adalah tanaman yang saya putuskan untuk dijadikan tanaman penghijauan di lahan tersebut. Mengapa harus jati. Alasannya sebagai berikut: (1) Jati adalah tanaman komersial yang berkualitas tinggi dan asli Indonesia. (2) Jati bisa tumbuh dengan baik di lahan yang berbatuan induk kapur seperti yang di SMAPa ini. (3) Jati banyak hidup di daerah Malang Selatan khususnya. (4) Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi sekolah dan warganya bila sudah tiba saatnya dipanen.
Langkah berikutnya menginformasikan kepada siswa untuk membuat pembibitan jati di rumah masing-masing dengan pemberian teori secukupnya kepada mereka. Bagi mereka yang tidak berhasil membuat pembibitan, siswa dianjurkan mengumpulkan bibit jati yang tumbuh liar di lingkungan mereka. Hasilnya, terkumpul lebih dari seribu bibit jati berukuran 5--10cm. Tepat pada Pekan Penghijauan Nasional (PPN) tanggal 22 Desember 2002 penanaman jati tahap pertama dilakukan. Ketika itu siswa yang terlibat siswa kelas I.5 dan kemudian kelas I.4 (waktu itu belum disebut kelas X). Berikutnya pada saat liburan akhir semester satu Tahun Pelajaran 2002/2003, dua per tiga dari lahan jati itu kemudian saya tanami sendiri dibantu oleh anak saya yang ketika masih SMP.
Setelah bibit jati terlihat tumbuh, siswa dari setiap kelas yang ada pelajaran Geografi yang saya ajar digilir untuk merawat jati dengan menyiangi rumput dan memberi pupuk, baik pupuk organis maupun pupuk buatan pada musim hujan dan menyiraminya ketika musim kemarau. Kegiatan ini kadang-kadang juga terpaksa menggunakan jam pelajaran, di samping juga tidak jarang melakukan kegiatan tersebut pada hari Ahad, di samping kegiatan sehabis jam pelajaran pada setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Alasannya sederhana saja. Sebenarnya Geografi itu tidak hanya belajar teori di kelas saja (indoor study), tetapi juga melakukan kegiatan yang nyata melalui praktik di lapangan (outdoor study). Bahkan menurut seorang dosen saya, beliau mengatakan bahwa laboratorium Geografi itu bukan hanya pada suatu ruangan tertentu, tetapi sebenarnya seluruh muka Bumi ini adalah laboratorium Geografi. Itulah hakekat pelajaran Geografi. Hanya dalam kurikulum di Indonesia tidak mau menyampaikan hal itu. Mungkin si pembuat kurikulum bukan orang Geografi atau bahkan mungkin orang Geografi yang tidak tahu ruhnya Geografi. Geografi jadi mandul dan teoritis. Hanya pelajaran yang sekedar menghapal seperti gambaran orang pada umumnya. Itulah juga yang saya alami ketika awal penanaman jati. Beberapa teman guru di ruang guru mempergunjingkan hal itu. "Siswa kok diajak menanam jati. Mau jadi apa?", itulah kira-kira ucapan miring mereka. Saya tidak ambil pusing dengan celotehan itu. Ibaratnya mata micek, kuping mbudheg (artinya seolah-olah mata membuta, dan telinga dibuat seperti orang tuli). Bahasa gaulnya cuek saja. Hal seperti itu tidak membuat langkah terhenti. Walaupun aksi lokal, tetapi berpikir global. Saya harus berbuat sesuatu untuk membekali anak didik saya. Kemudian atas sumbangan seorang siswa, di tempat lahan jati itu saya tancapkan papan bertuliskan "LABORATORIUM KEHUTANAN SMA NEGERI 1 PAGAK. MOTTO: AKSI LOKA BERPIKIR GLOBAL" di dua tempat, yakni di bagian belakang sisi selatan dan utara. Di laboratorium ini siswa diajak belajar mencintai lingkungan, memiliki apreasiasi terhadap flora dan alam sekitar, mengerti fungsi hutan, menciptakan kebersamaan di antara mereka dan juga dengan guru, di samping bisa memperoleh hikmah dari bersusah-payah, berpanas-panasan, gatal, digigit nyamuk, dsb. Selain itu mereka juga tahu dan bisa merawat dan memperlakukan flora, khusunya jati. Semua itu juga tidak mengada-ada. Dalam kurikulum, baik dalam kurikulum sebelumnya maupun dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dianut saat ini, hal-hal yang berkaitan dengan hutan dan kehutanan terkait dalam silabus matapelajaran Geografi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, hutan dan kehutanan terkait dengan Standar Kompetensi: 1. Memahami konsep, pendekatan, dan aspek Geografi. Standar kompetensi: 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer pada Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis dinamika kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, khususnya pada Materi Pembelajaran: Tenaga eksogen, Pedosfer (proses pembentukan tanah dan mengurangi erosi tanah). Pada Kompetensi Dasar: 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, khususnya pada materi kelembaban udara dan pemanasan global. Kompetensi Dasar: 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka Bumi, khususnya pada materi siklus hidrologi--peranan penguapan dari tumbuh-tumbuhan dan upaya pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS), dsb. yang diajarkan di kelas X. Sedangkan yang secara langsung membahas hutan dan kehutanan adalah pada standar kompetensi untuk siswa kelas XI, yakni pada Standar Kompetensi: 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer, Kompetensi Dasar: 1.2 Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan. Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam. Standar Kompetensi: 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan alokasi waktu sebanyak 54jam yang secara teoritis diberikan sepenuhnya pada semester 2.
Papan bertuliskan "LABORATORIUM KEHUTANAN" itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Papan tulisan yang ada di sebelah utara dirusak bersama beberapa tanaman jati setinggi lebih dari 5m ketika pembangunan ruang kelas yang kini untuk kelas X.1, sedang yang di bagian selatan rusak tanpa diketahui pasti penyebabnya. Saya tidak putus asa. Seorang siswa lain yang juga putra seorang pengusaha kayu menyumbangkan papan bertuliskan sama dengan sebelumnya, kemudian dipasang lagi di sisi selatan atau sebelah timur lapangan sepak bola, kira-kira 15m arah selatan dari papan sebelumnya. Ternyata papan ini lebih menyedihkan. Hanya dalam hitungan minggu sudah hilang tak berbekas. Lebih tragis lagi, beberapa saat kemudian tanaman jati yang sudah berumur lebih dari enam tahun pada lahan sepanjang lebih kurang 50m dan lebar sekitar 5m ditebang dengan alasan untuk jalur truk yang mengangkut material untuk pembangunan laboratorium Biologi. Padahal pembangunan laboratorium itu sendiri telah memusnahkan begitu saja beberapa pohon jati setinggi sekitar 10m. Lebih menyedihkan lagi yang ikut merekomendasikan itu semua juga mengerti tentang dampak kerusakan tumbuhan terhadap kehidupan dan sumberdaya alam hayati, dsb, di samping kemanfaatan flora itu terhadap pembelajaran Geografi khususnya. 'Konflik penggunaan lahan' kecil-kecilan telah terjadi di dunia pendidikan, khususnya di sekolah tercinta. Alasannya 'hanya' beberapa pohon jati saja. Akhirnya saya hanya bisa menahan geram yang tak tahu kemana harus mengadu. Padahal ini bukan ambisi pribadi. Apalagi untuk memperkaya diri, tidak ada pikiran itu walau kebutuhan dasar sebagai manusia, yaitu rumah belum saya miliki.
Kini hutan jati itu mayoritas berumur lebih dari tujuh tahun, bahkan ada sebagian yang sudah berbunga. Sebagian kecil lainnya memang ada yang masih berumur satu dan dua tahun. Tanaman jati yan lebih muda itu memang tanaman susulan setelah tanaman sengon putih yang tersisa dari penghijauan tahap pertama ditebang. Jumlah keseluruhan yang masih ada memang belum sempat dihitung. Penjarangan pun baru tertangani kurang dari sepertiganya. Mudah-mudahan sesudah ujian nasional perawatan laboratorium kehutanan itu bisa diintensifkan lagi. Penanaman jati juga terus dilaksanakan. Kalau lahan sekolah telah terpenuhi, maka lahan kritis/tandus di luar sekolah itulah obsesinya. Terlebih kalau mengingat penghargaan almarhum Drs. Budi Karyanta, rekan sejawat yang juga guru Geografi dan sebagai Koordinator Pelaksana (Korlak) Kesiswaan memasukkan 'Kehutanan' sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolah tersayang. Demikian pula ketika Bapak Drs. Pudianto, M.Pd. ketika menjabat Kepala SMAPa telah menganugerahkan piagam penghargaan perintis lingkungan di sekolah yang sangat saya banggakan ini.
Minggu, 07 Februari 2010
LINGKUNGAN HIDUP
Berkaitan dengan SK tentang lingkungan hidup ini, saya memperolehnya dalam bentuk presentasi Microsolf PowerPoint yang diberikan oleh penulis dan penyaji materinya, Dr. Sugeng Utaya, M.Si. ketika Diklat MGMP Geografi tingkat Jawa Timur tahun 2006. Bagi yang berminat silahkan mengunduhnya dengan mengklik di bawah ini:
DOWNLOAD
Sabtu, 06 Februari 2010
UJI COBA UJIAN NASIONAL KE-3 SMA NEGERI 1 PAGAK TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 GEOGRAFI PAKET B
*) Ralat:
Maaf, soal no. 4 pada paket B belum ada pilihan jawabannya. Seharusnya:
B. gosong
C. delta
D. barchan
E. sand dune
Sedang pada pilihan jawaban E nomor 6 tertulis: homoseista. Seharusnya: hiposentrum.
DOWNLOAD
UJI COBA UJIAN NASIONAL KE-3 SMA NEGERI 1 PAGAK TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 (UC UN GEOGRAFI Tk. SEKOLAH) PAKET A
Uji coba UN Geografi dilaksanakan pada hari Jum'at, 5 Pebruari 2010 lalu. Materi soalnya terdiri dari dua paket, yaitu paket A dan paket B. Paket soal geografi tersebut saya sajikan dalam dua posting-an. Paket soal Geografi yang ada dalam posting-an ini adalah paket soal A. Sedang untuk paket soal B dapat dilihat pada posting B. Pada soal ini sudah tersaji gambar-gambar dan materi soalnya dimiripkan dengan materi soal Ujian Nasional. Apabila Anda, guru Geografi maupun siswa kelas XII.IPS berminat mengunduh paket soal tersebut, silahkan mengklik kata yang tertera di bawah ini:
DOWNLOAD
PERANGKAT MENGAJAR (KBM) GEOGRAFI KELAS X SEMESTER 2 TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010
DOWNLOAD
SERTIFIKASI GURU 2010 BAGIAN 2
DOWNLOAD
SERTIFIKASI GURU 2010 BAGIAN 1
Bagi bapak/ibu guru yang belum mengikuti sertifikasi dan akan mengikutinya pada tahun 2010 ini, kami persilahkan mempelajari pedoman sertifikasi 2010 dalam dua bentuk. Bentuk pertama disajikan dalam bentuk presentasi dengan menggunakan Microsolf PowerPoint dan bentuk kedua ditulis dengan Microsolf Office Word dengan judul "Format Sertifikasi". Bapak/ibu guru yang berminat bisa mengunduhnya dengan mengklik di bawah ini:
DOWNLOAD
INTERAKSI DESA-KOTA
DOWNLOAD
Jumat, 05 Februari 2010
Desa_Kota_Tarakan_04
DOWNLOAD
Kamis, 04 Februari 2010
POLA KERUANGAN DESA
DOWNLOAD
Rabu, 03 Februari 2010
MUSIM BUAH
Berbicara durian monthong, buah yang sebenarnya asli Indonesia ini dikembangkan melalui rekayasa Biologi oleh Raja Thailand, Bhumiphol Adulyaded yang memang gemar melakukan penelitian pertanian. Ceritanya, ketika Raja Thailand itu berkunjung ke Indonesia pada masa pemeritahan Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno; beliau diberi buah tangan buah durian. Kemudian sesampainya di Thailand biji buah durian itu dikembangkan hingga akhirnya terbentuklah durian varietas monthon itu. Bibit unggul ini pun kemudian masuk ke Indonesia lagi, menyusul label-label Thailand atau Bangkok yang sebelumnya sudah masuk Indonesia. Misalnya Kates (pepaya) Thailand, jeruk Siam, jambu Bangkok, ayam Bangkok, kutut Bangkok, dsb.
Faktor edafik (tanah), topografik, klimatik, dan pengaruh faktor biotik (utamanya manusia) melantarkan keanekaragaman flora--tanaman buah, di samping juga keanekaragaman faunanya. Plasma nuftah Indonesia masih sangat banyak dan beragam. Buah genitu dan juwet, dari Jawa, buah matoa dari Papua, buah jayau (semacam salak), cempedak, dan paken (seperti durian tetapi daging buahnya berwarna kuning) dari Kalimantan merupakan sebagian kecil dari kekayaan sumberdaya alam asli Indonesia. Namun demikian, faktor-faktor yang mempempengaruhi persebaran flora di Indonesia juga ramah terhadap tanaman (buah) impor yang sama sekali berbeda dengan Indonesia. Ambil contoh: apel, stawberi, buah peer, dsb. Bahkan tanaman kurma pun bisa berbuah di Indonesia, seperti yang terdapat di Mojokerto.
Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, tanaman buah termasuk sumberdaya alam hayati, yakni sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup. Sumberdaya alam dari tumbuh-tumbuhan disebut sumberdaya alam nabati. Sedangkan berdasarkan pembentukannya, tanaman buah termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), terbaharukan melalui reproduksi.
Menurut waktu berbuahnya, tanaman buah di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah tanaman yang berbuah sepanjang waktu atau sepanjang tahun. Kelompok tanaman buah ini contohnya: pisang, pepaya, jeruk, jambu biji, srikaya, mulwa, nanas, dsb. Sedangkan tanaman yang berbuah pada musim tertentu adalah: durian, rambutan, duku, salak, manggis, langsat, pundhung, dsb. Bersama sayur-sayuran dan bunga-bungaan, tanaman buah sering pula disebut holtikultura.
Mengingat sangat berlimpahnya petensi sumberdaya alam dari buah-buahan ini, kita hendaknya mampu mempertahankan dan melestarikannya, terlebih tanaman buah yang kini kian langka/hampir punah, seperti buah juwet putih. Buah yang enak menyegarkan, bahkan konon berfungsi sebagai obat. Kalau perlu buah-buah asli Indonesia bisa kita ekspor. Jangan malah terbalik, bangga akan buah-buahan impor dan membinasakan buah lokal. Kalau perlu kita jangan malu-malu meniru Thailand dalam pemulyaan tanaman hingga menghasilkan tanaman-tanaman varietas unggul. Orang Thailand bahkan bangga disebut bangsa petani. Mayoritas penduduk kita juga masih bergumul dengan pertanian. Setelah itu perlu kita pikirkan pengembangan industri pertanian yang berbasis buah misalnya, sehingga potensi buah yang ada bisa dioptimalkan. Pengembangan berbasis pertanian memang sudah diterapkan, contohya pengembangan agropolitan mBatu (Jawa Timur) dan agropolitan Bandung dan sekitarnya. Semoga diikuti daerah-daerah lainnya!
Sumber:
1. Wardiyatmoko, K. 2004. Geografi SMA Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2. Tabloid Agrobis. 2007.
3. Pengamatan di lapangan. Akhir 2009--awal 2010. Malang--Lumajang--Probolinggo--
Pasuruan--Kediri--Madiun.
4. Sumber-sumber lain.
Kisi-kisi Penulisan Soal Uji Coba Ujian Nasional Ke-1 SMA Kabupaten Malang
download
Selasa, 02 Februari 2010
Lima Negara Penghasil Geothermal Terbanyak
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam ini, mengingat Indonesia merupakan wilayah pertemuan dua jalur pegunungan muda dunia, yakni sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik. Rangkaian gunung berapi itu membentang mulai pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, kepulauan Banda, hingga kepulauan Sula dan Banggai yang termasuk busur Sunda--Banda, bagian dari sirkum Mediterania. Di samping itu ditemukan pula rangkaian pegunungan pada busur Indonesia Utara dan busur Irian--Australia yang merupakan bagian dari sirkum Pasifik. Gunung-gunung berapi pada busur dan sirkum tersebut banyak ditemukan di pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, kepulauan Maluku bagian utara, serta wilayah Papua bagian utara.
Geothermal dalam jumlah relatif besar di antaranya ditemukan di pegunungan Dieng (Jawa Tengah), gunung Arjuna dan kawah Ijen (Jawa Timur). Bahkan di pegunungan Dieng, sumberdaya alam ini telah dimanfaatkan untuk Pembangkit ListrikTenaga Panas Bumi (PLTPB) yang sering pula disebut Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTG).
Menurut NHK World ada lima negara penghasil geothermal terbanyak di dunia. Negara-negara tersebut adalah:
1. Indonesia
2. Amerika Serikat
3. Jepang
4. Philipina
5. Meksiko
Sedangkan lima negara pemanfaat geothermal terbesar dunia adalah:
1. Amerika Serikat
2. Jepang
3. Philipina
4. Meksiko
5. Indonesia
Sumber:
NHK World. 26 September 2009. Power From Undergroud. Tokyo:--
Senin, 01 Februari 2010
Sepuluh Daerah Tercemar dan Rusak di Indonesia
1. Hutan Kalimantan
Dijelaskan bahwa pulau terluas di Indonesia ini setiap tahunnya mengalami kerusakan hutan seluas 864.000ha. Mayoritas kerusakannya akibat illegal logging. Hutan primer yang kaya akan plasma nutfah ini kemudian diganti dengan perkebunan kelapa sawit, tumbuhan yang dari Kalimantan. Menurut seorang narasumber yang ditampilkan pada acara Metro 10 (maaf saya lupa tidak mencatat namanya) bahwa sebenarnya kerusakan hutan di pulau Jawa lebih parah. "Hutan di Jawa hampir musnah", tambahnya. Untuk melengkapi penjelasan tersebut saya sisipkan sebuah gambar bukit gundul yang cenderung saya sebut sebagai lahan kritis di Jawa karya Ririk dkk.
2. Jagir (Surabaya, Jawa Timur)
Jagir merupakan sungai buatan (bhs. Jawa: sudhetan) yang dibuat pada zaman Belanda untuk mengatasi banjir di Surabaya. Problem dari sungai Jagir ini adalah bantaran sungainya dialih fungsikan menjadi permukiman penduduk.
Sidoarjo termasuk 10 daerah tercemar dan rusak di Indonesia karena bencana lumpur Lapindo Brantas yang meluber sejak akhir Mei 2006. Lahan pertanian, industri, dan seluas 600ha terendam lumpur panas yang terus menyembur, khususnya di Kecamatan Porong.
4. Sungai Ciliwung (Jawa Barat dan DKI Jakarta)
Sungai yang membelah kota Jakarta ini rusak lantaran terjadinya pendangkalan dan semakin sempitnya lebar sungai serta menjadi tong sampah raksasa. Di samping itu, sungai Ciliwung menjadi tempat pembuangan limbah industri dan rumah sakit.
Tiga tahun lalu kota ini mendapat kota terkotor karena pengelolaan sampahnya tidak baik. Perambahan permukiman, termasuk pembangunan villa di Bandung utara ikut memperparah kota yang sering disebut Paris van Java ini.
6. Medan (Sumatra Utara)
Kota yang berpenduduk 2,7juta jiwa ini luasnya 265km persegi. Masalah terbesar yang dihadapi adalah polusi udara. Polusi udara itu di antaranya dari asap kendaraan bermotor. Tercatat di kota Medan ini terdapat 1.000.000 unit kendaraan bermotor.
7. Bantargebang (Bekasi, Jawa Barat)
Merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dari Jakarta.
8. Jakarta Utara
Mengalami pencemaran kronis. Ikan-ikan hasil tangkapan dari sekitar teluk Jakarta diketahui mengandung limbah berat.
9. Aceh
Masalah yang dihadapi adalah lahan rusak akibat tsunami pada 26 Desember 2004 lalu.
10. Puncak (Jawa Barat)
Terjadinya pencemaran pada hulu sungai Ciliwung dan sungai Cigundul.
Sumber:
MetroTV. 31 Januari 2010. Sepuluh Daerah Tercemar dan Rusak di Indonesia pada Acara Metro 10. Jakarta:--