Selasa, 27 April 2010

PEKATNYA AIR SUNGAI BRANTAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas merupakan satu sungai terpanjang dan terpenting di Jawa Timur, di samping DAS tengah dan hilir Bengawan Solo. Induk sungai dari DAS ini, yakni sungai Brantas bermata air di jurang Kuali, Cangar, lereng selatan kompleks pegunungan vulkanis yang sudah tidak aktif lagi Anjasmoro--Welirang--Arjuna. Secara administratif, daerah tersebut berada di wilayah Kota mBatu. Dari tempat tersebut, sungai Brantas mengalir menuruni lereng ke arah tenggara, menuju dataran tinggi Malang. Sesampainya di Kota Malang, sungai ini berbelok ke arah barat daya sambil mengikis batuan beku yang masih kompak hingga memasuki Kepanjen, calon ibukota Kabupaten Malang. Sesudah itu sungai Brantas berbelok ke arah barat yang formasi batuannya berdampingan dengan batuan kapur. Kemudian setelah berada di DAS tengah dan hilir, sungai Brantas akan melalui daerah alluvial, hingga bermuara di selat Madura. Mengingat struktur geologi yang dilaluinya, maka sungai Brantas termasuk sungai komposit.

Bulan April biasanya menjadi titik awal musim kemarau yang ditandai dengan mulai berkurangnya curah hujan. Apa yang terjadi dengan bulan April 2010? Curah hujan makin meninggi dan berbanding terbalik ketika bulan Januari lalu. Curah hujan yang tinggi ini memicu terjadinya erosi/pengikisan di sepanjang DAS. Terlebih di daerah hulu sungai yang bertopografi curam dan kemudian diperparah dengan makin maraknya perambahan hutan untuk permukiman (termasuk villa) dan untuk lahan pertanian holtikultura. Daya dukung lahan yang terbatas melantarkan material hasil erosi terangkut oleh aliran sungai. Besarnya tingkat erosi dan besarnya material hasil erosi yang terangkut dapat dilihat dengan semakin coklat pekatnya air sungai Brantas. Hanya sayang, saya tak sempat mengukur jumlah material lepas hasil erosi sungai itu pada setiap satu kilogram airnya. Padahal sungai Brantas sebagai sungai induk pada DAS Brantas paling tidak dibangun/melalui dua bendungan di wilayah Kabupaten Malang. Bendungan itu adalah bendungan Sengguruh dan bendungan Karangkates. Kedua bendungan itu memiliki fungsi strategis. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar