Sabtu, 01 Mei 2010

LUKISAN ALAM

Lukisan alam merupakan wujud kecintaan seseorang pada lapisan Bumi (Geosfer) tempat manusia berpijak. Itulah apresiasi terhadap geosfer dalam matapelajaran Seni Budaya ketika ujian praktik pada Ujian Sekolah yang dilangsungkan di SMA Negeri 1 Pagak, Kabupaten Malang. Ujian praktik matapelajaran Seni Budaya itu sendiri diwujudkan dalam bentuk pameran sehari pada setiap kelas, mulai dari Kelas XII.IPB (Ilmu Pengetahuan Bahasa), Kelas XII. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), sampai Kelas XII.IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pameran tersebut digelar tiga hari menjelang peringatan Hari Bumi Internasional, tepatnya pada hari Senin, 19 April 2010.

Terlepas apakah lukisan tersebut merupakan karya orisinal atau aspal (asli tapi palsu) dari seorang siswa, saya sebagai orang yang berkecimpung dalam pembelajaran Geografi sangat menghargai kepedulian pemilik lukisan ini. Dengan menuangkan ide untuk mengetengahkan alam (geosfer) sebagai lukisannya, dalam sanubarinya sudah tertanam kecintaannya terhadap kesempurnaan alam sebagai karunia Allah SWT yang harus dipertahankan kelestariannya. Diawali dari kecintaanya melukiskan keindahan alam, diharapkan berikutnya terpateri pada sanubari terdalam, hingga berikutnya dalam realitas sehari-hari kita mau berperan aktif dalam menjaga geosfer hingga nanti terwariskan kepada anak cucu, cicit, dan seterusnya.

Lukisan itu sendiri cukup dominan di antara lukisan-lukisan yang lain, hingga saya tertarik untuk memotret dan mem-posting-kannya. Gunung sebagai latar belakannya sudah dibuat tidak konvensional lagi. Artinya, gunung yang disajikan dalam lukisan biasanya akan cenderung berupa gunung berapi yang berbentuk seperti kerucut dan sering-sering berjumlah dua buah, berdampingan atau bersebelahan. Namun pada lukisan ini tidak. Pelukisnya berani menampilkan gunung dalam bentuk lain. Gunung yang tersaji menampakan bahwa gunung tersebut merupakan gunung yang telah tua, telah mengalami degradasi hingga menampakkan puncak-puncaknya yang runcing dan tumpul. Sedikit yang agak janggal pada lukisan itu adalah pada dua sungai di latar depan. Ada dua sungai di satu tempat dengan kenampakan yang berbeda. Satu sungai yang di atasnya nampak sebagai air terjun, sedang di sisi lain, di bawahnya ada sungai lain yang asal alirannya sama. Seolah-olah air terjunnya muncul secara tiba-tiba. Namun demikian kesan itu kemudian ternetralisir oleh sapuan kuas di mayoritas lukisan hingga menampakkan keindahannya.

Pengunjung pameran tersebut tidak hanya sebatas siswa antarkelas, namun juga dari para siswa kelas X dan kelas XI, seperti yang nampak pada gambar ini. Mereka terlihat sangat antusias dan apresiatif dalam mencermati satu per satu lukisan kakak-kakak kelas mereka yang dipampang pada pameran tersebut. Hal ini terbukti mereka tidak saja sekedar melihat-lihat, tetapi juga mengabadikannya lewat kamera telepon selulernya.

2 komentar: