Jumat, 10 Juni 2011

CIKAR

Cikar adalah gerobak atau kereta beroda dua yang ditarik oleh seekor atau dua ekor sapi dan biasanya digunakan untuk mengangkut barang. Dalam sistem perhubungan dan pengangkutan di zaman modern ini cikar masih digunakan, walaupun sudah sangat langka. Itu pun biasanya di daerah perdesaan. Menurut Bambang Nianto Mulyo dan Purwadi Suhandini (2003:10): "kemajuan atau kemunduran suatu desa sangat tergantung sarana perhubungan dan pengangkutan yang ada. Jenis perhubungan dan angkutan yang ada di desa dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu (a) keadaan topografi atau keadaan permukaan desa (geographical setting); (b) usaha manusia (human effort); (c) letak desa.

Desa tempat ditemukannya cikar ini jauh dari perkotaan. Jarak desa yang dimaksud ke pusat kota terdekat, yakni Malang lebih kurang 86km. Desa tersebut berbatasan langsung dengan samudera Indonesia/samudera Hindia. Mengingat desa tersebut di daerah pesisir selatan pulau Jawa yang dihiasi oleh jalur pegunungan kapur selatan, maka topografi desa tersebut berupa dataran hingga bergelombang. Mayoritas jalan yang ada berupa makadam maupun jalan tanah. Beruntung, sebagian jalannya kini telah beraspal karena desa tersebut dilalui jalur lintas selatan.

Usaha manusia di desa itu umumnya sebagai petani dengan hasil pertaniannya pisang, padi, jagung, kelapa, kopi, dan kayu sengon putih. Di samping itu sebagian penduduknya bekerja sebagai buruh pada tambak udang milik investor dari kota. Sebagian penduduk yang lain memilih bekerja keluar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Walaupun demikian, rupanya penduduk desa tersebut belum mampu memperkeras jalan desa dengan menggunakan aspal. Sebagian kecil jalan memang sudah ada yang diperkeras dengan semen pada daerah-daerah tanjakan/turunan tajam.

Letak desa sudah disebutkan di atas. Secara administratif desa tersebut terletak di Kecamatan Gedangan yang juga berbatasan dengan Kecamatan Sumbermanjing. Lantas apakah desa tersebut terbelakang, mengingat adanya alat transportasi yang disebut cikar ini? Kemungkinan besar jumlah cikar yang ada di desa itu hanya satu saja. Sarana perhubungan dan pengangkutan barang di desa itu sebenarnya yang paling banyak menggunakan truk dan kendaraan bak terbuka (pick up). Sedang untuk angkutan penumpang umum belum ada. Kalaupun ada hanya berupa sepeda motor yang diojegkan atau mobil carteran.

Lantaran itulah, cikar menjadi unik untuk di-posting-kan. Sebenarnya cikar itu hanya berukuran kecil. Muatan maksimalnya diperkirakan hanya sekitar 500kg dengan daerah operasinya hanya sekitar desa tersebut.

Keterangan gambar:
Dokumentasi pribadi dengan menggunakan kamera saku "Sony DSC-W150" dari dalam mobil yang bergerak, 2011.

Sumber:
- Anggoroningsih, Sri dkk. Tanpa Tahun. Geografi SMU Kelas 2. Kediri: Ariesta.
- N.M. Bambang dan Suhandini, Purwadi. 2003. Geografi Jilid 2A. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar