Selasa, 07 Juni 2011

LABA-LABA, PENUNGGU RUMAH YANG SETIA

Rasanya tiada duanya makhluk di dunia ini yang betah tinggal di rumahnya. Untuk mencari makan pun dia tak sedikitpun beranjak meninggalkan rumah yang telah dibuatnya. Binatang berkaki delapan ini sangat sabar menunggu makanannya datang dan terjerat rumahnya yang berbentuk jaring. Dia tak terpengaruh hiruk-pikuk di sekitarnya. Dia fokus di rumah yang dibuatnya dari benang-benang yang dikeluarkan dari tubuhnya. Dia tidak rakus terhadap kepemilikan rumah. Juga tak tamak dalam mencari makan. Dia akan makan kalau ada mangsa yang memang rejekinya. Sesekali dia bergeser untuk memperbaiki jalanya yang rusak akibat terpaan angin atau sebab lain.

Dalam Al Qur'an ada sebuah surat yang artinya laba-laba. Surat dalam Al Qur'an yang artinya laba-laba tersebut adalah surat ke-29, yakni Surat Al Ankabuut. Surat ini berada di juz 20 yang terdiri dari 69 ayat yang termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Surat tersebut diberi nama Al Ankabuut karena berhubungan dengan perkataan Al Ankabuut (laba-laba) yang tertera pada ayat 41. Isinya, Allah mengumpamakan para penyembah berhala dengan laba-laba yang percaya pada kekuatan rumahnya sebagai tempat berlindung dan menjerat mangsanya, padahal kalau diterpa angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, maka rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini. Padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikitpun untuk menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syua'ib, kaum Saleh, dll. Apalagi jika menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka (Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Pentafsir Al Qur'an, 1971:627).

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan menggunakan kamera Sony DSC-W 150 pada 13 Pebruari 2011. Lokasi SMAPa Malang.

Sumber:
Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Pentafsir Al Qur'an. 1971. Al Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar