Sabtu, 09 Juli 2011

TEKIK (TUMBUHAN MERANGGAS III)

Pohon tekik sering pula disebut dengan sengon merah. Pohon tekik merupakan nama yang disberikan oleh orang Jawa. Sedangkan sebutan sengon merah karena pohon ini mirip sengon. Hanya saja bila kulitnya dikupas, maka akan nampak kemerahan pada kulit bagian dalamnya. Kayunya juga sedikit berwarna kemerahan.

Sama halnya dengan dua posting sebelumnya, tumbuhan dari kerajaan Plantae ini juga merontokkan daunnya begitu musim kemarau tiba. Bunga-bunga yang sebelumnya bermekaran kemudian membentuk buah pipih sepanjang jari telunjuk orang dewasa.

Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan lamtoro. Tingginya bisa mencapai lebih dari 20m dengan diameter bisa mencapai lebih dari 3m. Berdasarkan kelas-kelas vegetasi dalam biosfer, tekik termasuk dalam biocycle daratan, biochore (bioma) hutan, yakni hutan/tumbuhan musim. Mengingat pada musim kemarau tumbuhan ini menggugurkan daunnya, maka tekik juga termasuk kelompok tumbuhan tripofit. Sedangkan menurut klasifikasi tumbuhan berdasarkan kebutuhan airnya, maka tekik termasuk tumbuhan mesosfit. Tekik ini tergolong tumbuhan yang cepat tumbuh dan membesar, terlebih jika berada di tempat terbuka. Tumbuhan ini berkayu ringan.

Mengingat termasuk berkayu ringan, maka tekik kurang disukai bila dijadikan bahan bangunan. Terlebih kayunya juga cepat rapuh bila terkena air hujan dan mudah diserang rayap. Masyarakat lebih sering menggunakannya sebagai kayu bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar