Ketika di Indonesia saat ini musim penghujan, di Jepang yang katanya saudara tua kita itu (dalam Sejarah) sedang musim salju. Ya, memang beda antara iklim di Indonesia dengan di Jepang walau keduanya sama-sama negara kepulauan di Asia. Sebagian orang Indonesia mungkin mengira bahwa di Asia pada umumnya dan di Jepang khususnya, tidak ada salju. Salju dikira hanya ada di Eropa atau Amerika Utara saja. Namun hal itu tidak berlaku bagi orang Indonesia yang pernah menginjakkan kakinya di sana, sering nonton televisi pemerintah Jepang, NHK. NHK Wolrd sering menayangkan tentan musim di Jepang dalam acara Four Seasons in Japan, atau paling tidak pernah belajar Geografi yang berkaitan dengan iklim.Satu faktor utama yang membedakannya adalah perbedaan panas Matahari yang diterima oleh permukaan Bumi akibat letak lintang yang berbeda dan lamanya penyinaran. Dengan demikian letak atau kedudukan Matahari dilihat dari permukaan Bumi sangat berpengaruh terhadap perbedaan iklim yang sekaligus juga musimnya.
Berdasarkan letak astronomisnya (garis lintangnya saja), Indonesia terletak antara 6°LU—11°LS. Akibatnya Indonesia intensif menerima penyinaran Matahari, sehingga Indonesia beriklim tropis (panas). Sedang Jepang terletak antara 30°LU—50°LU. Letak Jepang yang demikian ini pemanasan dan lamanya penyinaran dari Matahari lebih sedikit dibanding Indonesia. Musim di Indonesia hanya dua, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan di Indonesia bertepatan dengan musim panas, sedang musim kemarau di Indonesia bertepatan dengan musim dingin, walau musim dingin di Indonesia tidak sedingin di negara-negara yang memiliki empat musim, termasuk Jepang. Jepang, utamanya Jepang tengah sampai Jepang utara memiliki empat musim. Empat musim tersebut adalah musim bunga/musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Mengapa demikian? Gerak semu tahunan Matahari hanya bergeser dari 0°L (garis khatulistiwa/ekuator) tanggal 21 Maret ke utara paling jauh sampai pada 23,5°LU (garis balik utara/tropic of Cancer/lintang kuda) pada tanggal 21 Juni. Setelah itu gerakan semu tahunan Matahari bergeser kembali ke selatan. Sampai di garis khatulistiwa kembali tanggal 23 September. Setelah itu Matahari bergeser ke selatan sampai titik terjauhnya, 23,5°LS (garis balik selatan/tropic of Carpricorn) pada tanggal 22 Desember (perhatikan gambar peredaran semu tahunan Matahari).
Ketika gerak semu tahunan Matahari tepat di atas 23,5°LS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar