Minggu, 24 April 2011

BUAH NAGA

Buah naga merupakan buah yang dihasilkan oleh tanaman kaktus yang konon didatangkan dari negara Meksiko, Amerika Tengah. Jelasnya tumbuhan ini bukan asli Indonesia. Kaktus merupakan vegetasi pada biocycle daratan, bioma (biochore) gurun atau semi gurun. Berdasarkan kebutuhan airnya, tumbuhan tersebut termasuk xerophyt yang hidup di daerah iklim kering. Ini membuktikan bahwa persebaran flora dan fauna itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dalam kaitannya dengan buah naga ini berkaitan dengan tindakan atau campur tangan manusia.

Tanaman buah naga atau kaktus naga ini, sekarang sedang ngetren dikembangkan oleh para petani holtikultura di Indonesia, khususnya di Kabupaten Malang dan mBlitar yang notabene iklimnya sangat bertolak belakang. Namun demikian tanaman tersebut bisa hidup dan berkembang biak dengan baik, bahkan bisa berbuah.

Rupanya tanaman ini memiliki kemampuan preadaptasi yang luar biasa baik. Betapa tidak, ditinjau dari faktor iklim (klimatik), tumbuhan ini biasa hidup di daerah beriklim kering/setengah kering dengan temperatur udara yang ekstrim dan curah hujan yang kurang sampai sangat kurang (< 250mm/tahun). Namun nyatanya tumbuhan tersebut mampu hidup di daerah (di Indonesia) yang curah hujannya berkisar antara 1.000mm sampai lebih dari 2.000mm/tahun. Dari faktor keadaan tanah (edafik), tumbuhan ini biasa hidup di tanah yang bertekstur pasir, tapi nyatanya tumbuhan ini bisa hidup di daerah Malang dan mBlitar yang tanahnya bertektur debu (tanah abu vulkanik), bahkan bertekstur liat/lempung di tanah yang berbatuan induk gamping/kapur. Sedang dari faktor fisiografik, buah naga tersebut bisa hidup di daerah ketinggian. Sekedar diketahui, bahwa ketinggian rata-rata daerah Kabupaten di atas 350m di atas permukaan laut.

Untuk menunjang hidupnya, tumbuhan ini memerlukan tegakan penopang. Biasanya para petani buah naga memberikan tegakan penopang tumbuhan ini dengan beton bertulang, pipa paralon yang dicor dengan semen, bambu, atau tumbuhan penyangga. Hal ini dilakukan karena tumbuhan ini rupanya termasuk tumbuhan pemanjat/merambat (liana). Sesuai habitatnya, agar tumbuhan ini bisa hidup baik dan bisa berbuah, maka tumbuhan ini harus ditanam di lahan terbuka yang menerima terik sinar Matahari secara langsung.

Herannya, dari pengamatan penulis, tumbuhan ini justru berbunga dan berbuah pada saat musim penghujan. Masa mekarnya bunganya pun berlangsung singkat. Hanya berlangsung beberapa menit, ketika pagi hari. Setelah itu bunga menguncup kembali dan melayu, hingga akhirnya terbentuk buah. Hal ini dibenarkan oleh seorang teman yang menekuni usaha pembudidayaan buah naga ini. Menurut teman yang juga sebagai ketua kelompok tani Desa Tlogosasi Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang ini, bahwa masa berbuah tanaman ini selama musim penghujan terus menerus. Jadi selama enam bulan penuh! Tanaman ini siap berbuah setelah berumur satu tahun. Teman yang juga pensiunan guru tersebut menambahkan bahwa ada tiga varietas buah naga yang ada di Indonesia, yakni buah naga yang daging buahnya putih, kuning, dan merah. Sedang yang paling mahal harganya adalah yang daging buahnya berwarna merah. Per akhir Maret lalu, beliau menjuah hasil panenannya Rp 25.000/kg kepada pedagang yang datang dari Surabaya dengan pembayaran tunai. Biasanya para pedagang tersebut datang dengan langsung membawa truk. Semoga usaha ini bisa untuk memanfaatkan potensi lahan yang masih banyak sebagai lahan tidur yang sekaligus untuk meningkatkan keanekaragaman usaha tani dan bisa menyerap banyak tenaga kerja. Muaranya, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar