Powered By Blogger

Selasa, 24 November 2009

Fenomena-fenomena Gunung Kelut (Bagian I)


FENOMENA GUNUNG KELUT PASCA ERUPSI AKHIR TAHUN 2007 LALU
Gambar-gambar yang tersaji dalam posting ini merupakan bagian dari fenomena-fenomena pasca letus gunung Kelut tahun 2007. Sebagaimana diketahui bahwa gunung Kelut merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia, juga di dunia.

Gambar paling atas: menggambarkan adanya erupsi-erupsi sangat kecil yang keluar dari rongga-rongga yang ada di lereng tengah anak gunung Kelut yang baru saja muncul dari dasar danau kawah. Erupsi-erupsi kecil terutama berupa gas belereng. Namun demikian bisa dipastikan jika malam hari akan nampak memerah karena akan keluar juga lava kental walau dalam jumlah yang terbatas.

Letusan (erusi) pada akhir tahun 2007 lalu melantarkan perubahan yang signifikan pada fenomena gunung Kelut. Letusan yang diawali dengan erupsi freatik, yaitu letusan yang material utamanya berupa uap air. Uap air ini berasal dari air danau kawah yang terpanaskan oleh magma yang berasal dari dapur magma gunung Kelut. Tekanan gas dari dalam dapur magma kemudian melantarkan erupsi yang menghasilkan eflata. Eflata adalah material padat yang dikeluarkan oleh gunung berapi, antara lain berupa bom (batu-batu yang berukuran besar), ladu, lapili, kerikil, pasir, dan abu vulkanik (lihat gambar batu andesit dan batu lava).

Mengingat tekanan gas yang tidak seberapa besar (antara rendah sampai sedang) dan karakteristik magmanya yang cair kental, maka letusan berikutnya tidak menimbulkan erupsi eksplosif yang besar. Walaupun begitu erupsi ini juga menghasilkan lahar panas dan lahar dingin.

Di luar dugaan, erupsi yang terus berlangsung, menghasilkan fenomena baru. Danau kawah yang dulunya menghiasi kawah Kelut, tiba-tiba terangkat dan terangkat, hingga menghasilkan kubah lava yang terus aktif dan terus bertambah tinggi (lihat gambar kubah lava--anak gunung Kelut). Hingga pertengahan Nopember 2009, anak gunung Kelut ini terus menampakkan aktifitasnya sambil mengeluarkan gas belerang (lihat gambar gas belerang yang keluar dari celah/lubang di kaki anak gunung Kelut). Pihak Pos Pengamat Gunung Kelut dan Pemerintah Kabupaten Kediri membuat papan peringatan agar para pengunjung tidak mendekati kubah lava karena keadaan kubah lava yang masih labil dan sewaktu-waktu masih mengeluarkan gas beracun .

Walaupun aktifitas vulkanisme gunung Kelut dengan skala kecil masih nampak, namun aktifitas itu tidak mempengaruhi lingkungan sekitar. Vegetasi penutup gunung Kelut nampak tumbuh rimbun menghijau (lihat gambar vegetasi). Tanaman kopi di lereng Kelut milik Perusahaan Perkebunan Margomulyo pun nampak subur. Vegetasi penutup lain adalah kaliandra yang banyak ditanam di sekitar puncak Kelut, sedang pada bagian lereng dan kaki gunung lainnya nampak ditumbuhi tanaman nanas yg merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan dari Kabupaten Kediri dan Kabupaten mBlitar.

Bahkan Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri terus mempercantik akses menuju puncak Kelud, di samping juga menambah sarana-sarana pendukung lainnya. Maklum daerah ini juga merupakan salah satu obyek pariwisata alam andalan Kabupaten Kediri. Harga karcis masuknya pun relatif murah, Rp 5.000,-/orang dan dibuka mulai pukul 8.00 hingga pukul 16.00WIB.
Obyek lain yang bisa dikunjung adalah sumber air panas.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar