Powered By Blogger

Minggu, 19 Februari 2012

APLIKASI PENDEKATAN SPASIAL DALAM PENDIDIKAN GEOGRAFI (Paper Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS)

Ahad, 18 Desember 2011 lalu Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan seminar nasional dengan tajuk "Aplikasi Pendekatan Spasial dalam Pendidikan Geografi" di aula Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dalam seminar tersebut, UM mengundang Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS; dosen Fakultas Geografi dan direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai pemateri. Paparan beliau sangat berbobot. Berikut ini abstrak paper beliau:
"Pendekatan spasial dan temporal (spasio-temporal) semakin berkembang dalam aplikasinya dengan dukungan teknologi komputer dan teknologi perolehan data dan informasi geografis (penginderaan jauh, Sistem Informasi Geografis, GPS,…). Aplikasi tersebut mencakup bidang-bidang geografi, sumberdaya, lingkungan, pengembangan wilayah, sumberdaya alam, mitigasi bencana alam, dll. Kajian spasial memungkinkan para analis untuk mengkaji pola, struktur, dinamika, orientasi ruang (space) dalam perubahan dan dinamikanya, yang merupakan cerminan civilisasi kehidupan di muka bumi ini. Indonesia telah meluncurkan TUBSAT pada tahun 2007, bekerjasama dengan Jerman dan India, guna memenuhi kebutuhan data spasial berorde menengah-kecil, untuk menjawab kebutuhan data di era otonomi daerah, termasuk untuk pendidikan geografi.
Untuk itu inventarisasi, pemetaan dan survei data tentang fenomena geografi, sumberdaya alam, dan bencana alam dan informasi pendukungnya, pembentukan basisdata spasial perlu dilakukan agar identifikasi, deteksi, pemetaan, monitoring, analisi dapat dilakukan dengan baik. Basisdata spasial tersebut dapat digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk sistem peramalan dini dan penentu kebijakan (Early Warning and Decision Support Systems). Dalam hal aplikasi-aplikasi ini, tenaga geograf dengan kemampuan analisis spasial yang terampil sangat diperlukan.
Untuk keperluan pendidikan geografi, pemahaman tentang data dan analisis data penginderaan jauh, SIG dan teknologi informasi geospasial lainnya, perlu dikuasai dengan baik, yang pada gilirannya dapat membantu proses deteksi, indentifikasi, pemetaan, pengukuran, analisis obyek geografi, sumberdaya dan lingkungan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui produk-produk utama (citra) dan turunannya (photomap, spasiomap, orthofoto, peta dasar, peta tematik, digital terrain model, system informasi,…)."
Isi selengkapnya dapat dibaca dengan mengklik: 
Unduh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar