Powered By Blogger

Sabtu, 05 Desember 2009

PENGERTIAN, SEJARAH, DAN LETERING PETA

Standar kompetensi:

1. Mempraktikkan ketrampilan dasar-dasar peta dan pemetaan.

Kompetensi dasar:

1.1 Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan.


Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, map. Kata map berasal bahasa Yunani, mappa yg berarti taplak atau kain penutup meja.


Pengertian Peta

a. Menurut ICA (International Cartographic Association)

Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yangdipilih dari permukaan Bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan Bumi atau benda-benda angkasa. Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar & diperkecil atau diskalakan.

b. Menurut Erwin Raisz

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan Bumi yang diperkecil sebagai ketampakan jika dilihat dari atas dg ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

c. Menurut R.M. Soetardjo Soerjosoemarno

Peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan Bumi yg diperkecil dg perbandingan ukuran yg disebut skala atau kedar.

d. Pengertian umum

Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan Bumi pada bidang datar yg diperkecil dg menggunakan skala.


Ilmu yg mempelajari peta disebut Kartografi.


Sejarah Kartografi:

A. Perpetaan jaman kuno (600—350SM):

Peta jaman ini masih dibuat dg tangan (manusscrips maps).

1. Islanderis Ses Charts

Dibuat oleh Marshall Islanders. Merupakan peta paling primitif krn dibuat dari lidi yg dianyam dg diberi titik simpul yg menunjukkan letak tempat. Peta ini digunakan digunakan antropolog & utk pelayaran.

2. Peta Bangsa Eskimo

Dibuat dg alat sejenis pensil. Peta ini menggambarkan pulau Belcher di teluk Hudson seluas 100mil². Banyak digunakan untuk pelayaran.

3. Peta Bangsa Indian dan Astec

Peta ini sudah menggambarkan keadaan medan yg terperinci, misalnya: sungai, hutan, ladang, tempat-tempat peninggalan, dll yg umumnya bersifat dekoratif.

4. Peta Bangsa Babilonia (250SM)

Peta ini juga sudah memuat kenampakan yg detil dari kota Ga Sur yg antara lain memuat sungai Efrat, gunung-gunung, laut, dll

5. Peta Bangsa Mesir Kuno

Peta tsb menggambarkan lembah dan delta sungai Nil. Dibuat utk menentukan besarnya pajak tanah (1333SM).

6. Peta Bangsa Cina

Peta yg dibuat bangsa Cina ini merupakan dasar dari perpetaan modern yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa Eropa. Petanya sudah menggambarkan perkembangan Kartografi yg cukup baik. Daratan Cina sudah dipetakan dg baik yg waktu itu digambarkan dg sebuah negara kerajaan di tengah-tengah dan dikelilingi oleh kerajaan2 lain yg lebih kecil, maksudnya negara-negara lain di sekitarnya. Tokohnya Pei Hsieu.

7. Peta Bangsa Yunani

Kartografi yg berkembang saat ini sebagian besar merupakan sumbangan dari bangsa Yunani. Sumbangannya a.l.:

a. Bentuk Bumi yg bulat dg kedua kutubnya & grs. ekuator dg daerah tropis.

b. Mereka sdh menggunakan sistim paralel dan meredian utk menentukan letak/lokasi suatu tempat.

c. Menggunakan sistem proyeksi.

d. Mengadakan perhitungan-perhitungan mengenai luas dan keliling Bumi.Tokoh-tokohnya: Miletus, Hecatatus, Eratosthenes, Pasidonius, Ptolomeus.

Claudius Ptolomeus (abad ke-2SM) menulis tentang Kartografi berjudul Geographya. Menurutnya, “Geografi merupakan penyajian melalui peta, baik sebagian atau seluruh permukaan Bumi”.

8. Peta Bangsa Romawi

Peta yg dibuat lebih berisi dgn ditambah ilustrasi dan lebih praktis, misalnya utk kepentingan militer, administrasi, dsb. Peta bangsa Romawi adalah Arbis Terrarum yg merupakan lingkarang dunia.

Benda bersejarah yg berhubungan dg peta di antaranya peta yg ada pada lempengan tanahliat peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina.


B. Perpetaan Jaman Pertengahan (400-14000)*)

1. Peta Roda (Whell Map/Arbis Terrarum).

2. Peta Herefard dan Ekstarf

3. Peta Bangsa Arab:

- Peta Edrisi, dll.

C. Perpetaan Jaman Renaissance

D. Perpetaan Jaman Modern

E. Perkembangan Kartografi di Indonesia

*)Akan diuraikan pada kesempatan lain.


Badan/lembaga yg mengelola perpetaan di In-donesia:

1. Direktorat Topografi TNI AD.

2. Jawatan Hidrografi TNI AL.

3. Bakosurtanal


Komponen-komponen Peta:

1. Judul peta

2. Skala

3. Garis tepi (border)

4. Orientasi peta

5. Simbol peta

6. Legenda

7. Warna peta

8. Letering

9. Inset peta

10. Sumber data: penerbit, sumber2 mengenai pemetaan, orang/badan yg berjasa dalam penerbitan, tahun penerbitan, indeks yg menunjukkan letak peta terhadap daerah sekitarnya, dan keterangan mengenai sistem koordinat.

11. Garis astronomi



Letering

Letering berasal dari kata letter yang ber-arti huruf. Dengan demikian lettering berarti memberi huruf. Letering ditujukan untuk mengidentifikasi/memberi penjelasan dari suatu kenampakan yang tertera di dalam peta.


Fungsi letering:

1. Memudahkan dalam menganalisis peta.

2. Memberikan suatu kenampakan yg baik pada peta.

3. Memberikan kenampakan yg teratur padapeta.


Tipe-tipe letering:

1. Tipe Romawi (Roman)

Ciri-cirinya:

- Bervariasi antara tebal dan tipis

- Memakai serifs, yaitu ekor pada masingmasing huruf

- Dibuat dengan arah tegak.

Contoh:

Roman – Roman

Penggunaan tipe Romawi:

a. Tipe Romawi yg menggunakan huruf besar (kapital):

- Untuk menuliskan negara (countries/state).

Contoh: INDONESIA

- Untuk menuliskan permukaan daratan yang luas (continent).

Contoh: ASIA

- Untuk menuliskan ibukota.

Contoh: JAKARTA

- Untuk menuliskan kota pelabuhan dan kota-kota penting lainnya.

Contoh: SURABAYA


b. Tipe Romawi yang menggunakan huruf kecil:

- Untuk menuliskan kota-kota yg kurang penting, misal kota kecamatan, dsb.

Contoh: Kepanjen, Turen

- Untuk menuliskan desa-desa atau kota-kota kecil lainnya.

Contoh: Sumbermanjingkulon, Pagak

*) Catatan:

Penulisan nama kota atau tempat di Indonesia harus bersambung/satu kata

Contoh:

Sungaipenuh --- bukan Sungai Penuh

Sumberarum --- bukan Sumber Arum


2. Tipe Italik (Italic)

Ciri-cirinya:

- Bervariasi antara tebal dan tipis

- Memakai serifs

- Dibuat dengan arah miring ke kanan

Contoh:

Italik


Penggunaan tipe Italik:

Untuk menuliskan kenampakan air, baik yg berupa perairan laut maupun perairan darat.

a. Tipe Italik yg menggunakan huruf besar.

Digunakan untuk menuliskan:

- Lautan/samudera.

Contoh: SAMUDERA HINDIA

- Laut

Contoh: LAUT JAWA

- Teluk

Contoh: TELUK CENDRAWASIH

- Selat

Contoh: SELAT KARIMATA

- Terusan

Contoh:

TERUSAN SUEZ

Anjir Serapat

- Pelabuhan

Contoh: PELABUHAN BITUNG

- Sungai yang besar

Contoh: SUNGAI KAPUAS

- Danau yang besar

Contoh: DANAU TOBA


b. Tipe Italik yg menggunakan huruf kecil.

Digunakan untuk menuliskan:

- Sungai kecil

Contoh: Sungai Kedungmerak

- Anak-anak sungai

Contoh: Kali Madiun

- Riam/Jeram

Contoh: Riam Kanan

- Mataair

Contoh: Sumber Brantas

- Danau kecil

Contoh: Danau Bratan

- Rawa-rawa

Contoh: Rawa Pening

- Air terjun

Contoh: Air Terjun Niagara

- Gletsyer

Contoh: Gletsyer Puncak Jaya

- Laguna (lagoon)

Contoh: Laguna Mururoa

- Geyser

Contoh: Yellowstone Geyser

- Waduk/bendungan

Contoh:

Waduk Saguling

Bendungan Sigura-gura

- Jamban atau tempat mencuci di sungai

Contoh: Jamban Kampung Hilir


3. Tipe Gothik (Gothic)

Ciri-cirinya:

- Tebal sama

- Tanpa serifs

- Dibuat dengan arah tegak

Contoh:

Gothik

Penggunaan tipe Gothik:

a. Tipe Gothik yang menggunakan huruf besar.

Untuk menuliskan:

- Kepulauan dan pulau yg relatif besar

Contoh:

KEPULAUAN MENTAWAI

PULAU SULAWESI

- Pegunungan dan gunung

- Contoh:

PEGUNUNGAN KIDUL

GUNUNG SEMERU

- Perbukitan dan bukit

Contoh:

PERBUKITAN MENOREH

BUKIT RAYA

- Gurun/padang pasir luas

Contoh: GURUN SAHARA

- Plato (plateau)

Contoh: PLATO DIENG

- Garis patahan

Contoh: PATAHAN SEMANGKO

- Lembah yang lebar

Contoh: LEMBAH BALIEM

- Ngarai yang curam (canyon)

Contoh: NGARAI SIANOK

- Taman Nasional (National Park)

Contoh: TAMAN NASIONAL BALURAN

- Tempat penampungan (Reservation)

Contoh: INDIAN RESERVATION


b. Tipe Gothik yang menggunakan huruf kecil.

Untuk menuliskan:

- Kepulauan dan pulau kecil

Contoh:

Kepulauan Segaf

Pulau Sempu

- Gurun/padang pasir yg relatif kurang luas

Contoh: Gurun Lut

- Lembah yg kecil, gaps

Contoh: Celah Kaibar

- Dataran rendah dan dataran tinggi

Contoh:

Dataran Rendah Sumatra Timur

Dataran Tinggi Malang

- Gua (cave)

Contoh: Gua Maharani

- Padang rumput, bukit sisa

Contoh:

Kopjes Zimbabwe

Bukit Uluru (Ayers Rock)

- Ujung paralel dan meredian

Contoh: 6°LU dan 141°BT


4. Tipe Inklined Gothik (Inclined Gothic) atau Gothik Italik

Ciri-ciri:

- Tebal sama

- Tanpa serifs

- Bentuk huruf miring

Contoh:

Inklined Gothik


Penggunaan tipe Inklined Gothik:

Tipe Inklined Gothik, baik yg mengguna-

kan huruf besar maupun yg kecil diguna-

kan untuk menuliskan:

- Jaringan telepon

Contoh: Jaringan Telepon Otomat

- Stasiun Radio

Contoh: RRI Stasiun Regional Malang

- Stasiun televisi

Contoh: METRO TV

- Rel kereta api

Contoh: Rel KA Trans Siberia

- Jalan raya

Contoh: JALAN TRANS KALIMANTAN

- Lapangan Terbang

Contoh: Bandara Penfui

LANUMA ISWAHYUDI

- Tempat pendaratan

Contoh: TPI Muncar

- Galangan kapal

Contoh: Galangan Kapal Tanjungpriuk

- Jembatan

Contoh: JEMBATAN SURAMADU

- Mercu suar

Contoh: Mercu Suar Ambalat

- Daerah pertanian

Contoh: Daerah Pertanian Jagung

- Daerah peternakan

Contoh: PETERNAKAN TAPOS

- Daerah pertambangan

Contoh: Tambang Minyak Blok Cepu

- Hutan

Contoh: Hutan Jati Saradan

- Pusat tenaga listrik

Contoh: PLTA SENGGURUH

- Perumahan

Contoh: Kompleks Perum. Sawojajar II

- Sekolah, perguruan tinggi

Contoh: SMA Negeri 1 Pagak

UNIVERSITAS UDAYANA

- dll

Tipe-tipe huruf lain yang juga dipakai tetapi kurang penting:

Light Gothic

Cursive

Lydian

Phantom


Tidak ada komentar:

Posting Komentar