Powered By Blogger

Rabu, 03 Februari 2010

MUSIM BUAH







Musim mangga kini berangsur-angsur berkurang. Puncak musim buah mangga terjadi bersamaan dengan musim kemarau. Seiring berlangsungnya musim penghujaan, musim buah makin menjadi-jadi. Puncakya terjadi sekitar bulan Januari hingga awal Maret. Mulai dari salak, rambutan, alpukat, nangka, sirsak, duku, manggis, berbagai jenis pisang, durian, klengkeng, leci, dsb. Bahkan petai dan jengkol pun jadi ramai dijajakan para pedagang buah. Mulai yang dijajakan di pinggir-pinggir jalan hingga yang bertengger di pasar swalayan. Harganya pun terbilang relatif murah. Tergantung kita pandai menawar atau tidak. Rambutan Aceh harga satu kilogramnya Rp 2.000,-. Rambutan Binjai per kilogram Rp 2.500,-. Bahkan dengan Rp 20.000,- pun sudah bisa menikmati durian monthong yang sangat enak rasanya.

Berbicara durian monthong, buah yang sebenarnya asli Indonesia ini dikembangkan melalui rekayasa Biologi oleh Raja Thailand, Bhumiphol Adulyaded yang memang gemar melakukan penelitian pertanian. Ceritanya, ketika Raja Thailand itu berkunjung ke Indonesia pada masa pemeritahan Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno; beliau diberi buah tangan buah durian. Kemudian sesampainya di Thailand biji buah durian itu dikembangkan hingga akhirnya terbentuklah durian varietas monthon itu. Bibit unggul ini pun kemudian masuk ke Indonesia lagi, menyusul label-label Thailand atau Bangkok yang sebelumnya sudah masuk Indonesia. Misalnya Kates (pepaya) Thailand, jeruk Siam, jambu Bangkok, ayam Bangkok, kutut Bangkok, dsb.

Faktor edafik (tanah), topografik, klimatik, dan pengaruh faktor biotik (utamanya manusia) melantarkan keanekaragaman flora--tanaman buah, di samping juga keanekaragaman faunanya. Plasma nuftah Indonesia masih sangat banyak dan beragam. Buah genitu dan juwet, dari Jawa, buah matoa dari Papua, buah jayau (semacam salak), cempedak, dan paken (seperti durian tetapi daging buahnya berwarna kuning) dari Kalimantan merupakan sebagian kecil dari kekayaan sumberdaya alam asli Indonesia. Namun demikian, faktor-faktor yang mempempengaruhi persebaran flora di Indonesia juga ramah terhadap tanaman (buah) impor yang sama sekali berbeda dengan Indonesia. Ambil contoh: apel, stawberi, buah peer, dsb. Bahkan tanaman kurma pun bisa berbuah di Indonesia, seperti yang terdapat di Mojokerto.

Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, tanaman buah termasuk sumberdaya alam hayati, yakni sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup. Sumberdaya alam dari tumbuh-tumbuhan disebut sumberdaya alam nabati. Sedangkan berdasarkan pembentukannya, tanaman buah termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), terbaharukan melalui reproduksi.

Menurut waktu berbuahnya, tanaman buah di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah tanaman yang berbuah sepanjang waktu atau sepanjang tahun. Kelompok tanaman buah ini contohnya: pisang, pepaya, jeruk, jambu biji, srikaya, mulwa, nanas, dsb. Sedangkan tanaman yang berbuah pada musim tertentu adalah: durian, rambutan, duku, salak, manggis, langsat, pundhung, dsb. Bersama sayur-sayuran dan bunga-bungaan, tanaman buah sering pula disebut holtikultura.

Mengingat sangat berlimpahnya petensi sumberdaya alam dari buah-buahan ini, kita hendaknya mampu mempertahankan dan melestarikannya, terlebih tanaman buah yang kini kian langka/hampir punah, seperti buah juwet putih. Buah yang enak menyegarkan, bahkan konon berfungsi sebagai obat. Kalau perlu buah-buah asli Indonesia bisa kita ekspor. Jangan malah terbalik, bangga akan buah-buahan impor dan membinasakan buah lokal. Kalau perlu kita jangan malu-malu meniru Thailand dalam pemulyaan tanaman hingga menghasilkan tanaman-tanaman varietas unggul. Orang Thailand bahkan bangga disebut bangsa petani. Mayoritas penduduk kita juga masih bergumul dengan pertanian. Setelah itu perlu kita pikirkan pengembangan industri pertanian yang berbasis buah misalnya, sehingga potensi buah yang ada bisa dioptimalkan. Pengembangan berbasis pertanian memang sudah diterapkan, contohya pengembangan agropolitan mBatu (Jawa Timur) dan agropolitan Bandung dan sekitarnya. Semoga diikuti daerah-daerah lainnya!

Sumber:
1. Wardiyatmoko, K. 2004. Geografi SMA Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2. Tabloid Agrobis. 2007.
3. Pengamatan di lapangan. Akhir 2009--awal 2010. Malang--Lumajang--Probolinggo--
Pasuruan--Kediri--Madiun.
4. Sumber-sumber lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar