Powered By Blogger

Jumat, 23 April 2010

BAGAIMANA KABAR HARI BUMI?

Bumi adalah sebuah planet kecil dalam sistem Tata Surya kita. Sampai saat ini hanya Bumi yang diyakini memiliki penghuni.

Data-data Bumi:
Umur Bumi: 4.500.000.000tahun.
Luas Bumi: 510.541.000km².
Luas seluruh daratan: 149.000.000km².
Luas seluruh perairan laut: 361.000.000
km².
Keliling Bumi: 40.000,424
km.
Diameter Bumi: 12.756km.
Jari-jari Bumi pada khatulistiwa (sumbu panjang): 6.378,388km.
Jari-jari Bumi pada kutub (sumbu pendek): 6.356,909km.
Isi Bumi: 1.083.230.000
km³.
Berat Bumi 5.476.000.000.000.000.000.000ton
Rotasi Bumi dalam satu putaran: 23jam 56menit 4detik (dibulatkan menjadi 24jam).
Revolusi Bumi dalam satu putaran: 365hari 6jam 9menit 10detik (dibulatkan menjadi 365hari).
Bagian-bagian Bumi yang langsung berkaitan dengan kehidupan:
a. Litosfer (Kerak Bumi):
- Ketebalan di daratan (kerak benua): 70km.
- Ketebalan rata-rata di dasar samudra (kerak dasar samudra): 8km.
Unsur-unsur utama pembentuk kerak Bumi bagian atas: silisium (Si) dan alumunium (Al).
Unsur-unsur utama pembentuk kerak Bumi bagian bawah: silisium (Si) & Magnesium (Mg).
Daratan tertinggi: Mount Everest (+8.888m).
Tempat terendah di daratan: permukaan Laut Mati (-417m).
Tempat terendah di dasar laut: Challenger deep di palung Mariana (-10.911m).
b. Pedosfer, merupakan lapisan tanah yang terdiri dari horison O, horison A, horison B,
horison C, dan batuan induk (horison D).
c. Hidrosfer, merupakan lapisan perairan yang meliputi perairan darat dan perairan laut.
Luasnya 71% dari seluruh permukaan Bumi.
d. Atmosfer (khususnya Troposfer), merupakan lapisan udara yang berhubungan dengan
peristiwa cuaca dan iklim. Tebalnya 19km di khatulistiwa dan 8km di kutub.
Gas-gas penyusun atmosfer adalah:
- Nitrogen (N2): 78,08%
- Oksigen (O2): 20,95%
- Argon (Ar): 0,93%
- Karbon dioksida (CO2): 0,035%
- Neon (Ne): 0,0018%
- Methan (CH4): 0,00017%
- Helium (He): 0,0005%
- Hidrogen (H2): 0,00005%
- Xenon (Xe): 0,000009%
- Ozon (O3): 0,000004%
Suhu terendah menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Fakta_geografi_dunia -89,2°C berada
di Vostok, Antartika pada 21 Juli 1983. Sumber lain mengatakan di Verchoyansk, Siberia sebesar-72
°C.
Suhu tertinggi
menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Fakta_geografi_dunia 48°C di Death
Valley
antara 6 Juli sampai 17 Agustus 1917. Sedang sumber lain menyebutkan 50
°C di gurun Najd,
Saudi Arabia.
Curah hujan tertinggi terdapat di Cherrapunji, Bangladesh rata-rata sebesar 1.270cm/tahun.
Curah hujan terendah terdapat di gurun Atacama, Chili sebesar 0,01cm/tahun. Beberapa tempat di gurun tersebut bahkan tidak pernah turun hujan selama 400tahun.
e. Biosfer, merupakan lapisan kehidupan untuk tumbuhan dan hewan.
f. Antroposfer, merupakan lapisan kehidupan manusia.
Penduduk Bumi menurut Retno Kinteki (17-5-2006) sebesar 6.590.386.212jiwa. Indonesia
menduduki urutan ke-4 dengan jumlah penduduknya sebanyak 248.486.212jiwa.

Penduduk yang sedemikian banyak itu menghantarkan eksploitasi besar-besaran terhadap Bumi. Terlebih ketika ditemukannya berbagai peralatan modern hasil dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit. Berbagai tempat di permukaan Bumi terjadi penurunan kualitas lingkungan. Limbah industri, limbah kendaraan bermotor, limbah rumah tangga, limbah peternakan, pembabatan hutan secara membabi-buta, aktifitas pertambangan, dan eksploitasi lahan yang berlebihan untuk pertanian terjadi dimana-mana dan mengancam eksistensi Bumi dan penghuninya. Pengubahan bentang alam menjadi bentang budaya lainnya, misal pengembangan perkotaan dengan segala sarana dan prasarananya jika tidak terencana dengan baik juga mengancam Bumi dalam jurang kehancuran. Bumi sebagai kapal ruang angkasa harus diselamatkan dari rongrongan penumpangnya sendiri, manusia. Ya, manusia! Bukan oleh makhluk lain. Dalam ajaran Islam, Al Qur'an telah mengisyaratkan hal itu seperti yang tercantum dalam Suuratu 'Rruum (Surat Al Rruum) ayat 41: "Zhahara 'lfasaadu fi'lbarri wa 'lbahri bimaa kasabat aydi 'nnaasi liyudziiqahum ba'dha 'lladzii 'amiluu la'allahum yarji'uuna". Artinya: "Telah tampak kerusakan di daratan dan di laut disebabkan oleh perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar".

Setiawan Dirgantara menulis dalam blognya 'Fatamorgana' bahwa Hari Bumi dicanangkan oleh Gaylord Nelson, seorang senator yang juga seorang dosen Lingkungan Hidup pada suatu perguruan tinggi di Amerika Serikat pada awal tahun enampuluhan. Hari Bumi yg diperingati setiap tanggal 22 April secara internasional dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi manusia terhadap planet Bumi kita tercinta.

Hari Bumi tahun ini diperingati oleh sebagian penduduk di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, Hari Bumi diperingati oleh berbagai pihak. Mulai dari lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa dan pelajar. Metro TV bekerjasama dengan Kementrian Negara Lingkungan Hidup menggelar acara 'Go Green', di samping juga melakukan liputan ke salah satu puncak pegunungan Jayawija, Papua yang bersalju dengan menggunakan helikopter. Pada liputan itu diinformasikan bahwa luas salju yang ada di puncak tersebut telah menyusut 10% dari luas semula, yakni 20km persegi. Kompas.com juga meliput pendakian ke puncak Nggapulu pegunungan Jayawijaya yang dilakukan oleh kelompok Pecinta Alam 'Wanadri' Bandung. Dari kedua liputan itu diketahui bahwa puncak yang dulu terkenal dengan sebutan 'salju abadi' itu telah menyusut drastis akibat adanya pemanasa global.

BMKG pada 22 April 2010 pukul 19.00WIB melalui situs jejaring sosial, Facebook menginformasikan tentang perkembangan cuaca ketika itu (lihat gambar teratas). Dari citra foto satelit yang dikirimkan oleh BMKG itu, disimpulkan bahwa wilayah Indonesia masih akan terus diguyur hujan walau secara teoritis seharusnya wilayah Indonesia, khususnya pulau Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara sudah memasuki musim kemarau seiring bergesernya gerak semu tahunan Matahari ke belahan Bumi utara, setelah tepat tanggal 21 Maret lalu berada di atas khatulistiwa. Inilah penyimpangan musim. Ketika memasuki musim kemarau intensitas curah hujan masih tinggi, sedang ketika bulan Januari lalu dimana seharusnya terjadi intensitas curah hujan tertinggi, beberapa tempat di Indonesia tidak mengalami hal tersebut. Inilah rupanya dampak dari pemanasan global yang mempengaruhi perubahan iklim global. Curah hujan yang masih tinggi pada bulan April membuat gareng-pung (bhs Jawa, semacam serangga) menghentikan suara merdunya. Gareng-pung ini sering memperdengarkan suara dengan menggerakkan sayapnya sepanjang hari ketika musim peralihan antara musim penghujan ke musim kemarau (musim pancaroba, yang dalam bahasa Jawa disebut musim mareng).

Mengingat curah hujan yang tinggi, sebagian masyarakat diharapkan untuk waspada terhadap adanya banjir dan tanah longsor. Terlebih pada daerah tepian sungai, dataran rendah, dan daerah seperti nampak pada citra foto udara hitam putih di bawah ini.

Citra foto udara hitam putih ini memberikan bukti betapa hebatnya manusia mengeksploitasi Bumi. Permukaan Bumi yang berelief kasar ini telah ditelanjangi. Telah digunduli hutannya, hingga hanya sedikit yang tersisa. Topografi berbukit dengan kemiringan curam dan berlembah dalam telah disihir menjadi bentang budaya demi ambisi memperoleh keuntungan sesaat dan melupakan keselamatan diri dan anak cucunya di masa mendatang. Lahan-lahan yang sebelumnya bervegetasi penutup berupa hutan berganti menjadi lahan pertanian tanaman semusim dan permukiman penduduk. Bahkan di antaranya dibiarkan menjadi menjadi lahan kritis/tandus yang berbatu. Memang benar Bumi diciptakanNya untuk kesejahteraan manusia, makhluk yang paling sempurna. Namun bukan berarti kita terus semena-mena, bertindak semaunya dengan tidak lagi memperhatikan kelestarian lingkungan. Keseimbangan lingkungan harus tetap diutamakan. Tidak kita habiskan saat ini, tetapi kita wariskan kepada anak cucu kita. Tentunya kita tidak ingin mewariskan kerusakan dan kehancuran Bumi kepada mereka.

Konflik penggunaan lahan sering terjadi. Terlebih di daerah padat penduduk. Bukit berlereng terjal berbatu ini seharusnya tidak bisa diganggu gugat. Bukit seperti itu kelas kemampuan lahannya termasuk kelas VII. Lahan demikian itu harus dibiarkan berkembang secara alami. Artinya lahan pada bukit tersebut harus berfungsi sebagai hutan konservasi. Hutan ini berfungsi sebagai pengatur tata air, sehingga ketika musim kemarau tidak mengalir berlebihan, sedang pada musim kemarau tidak sampai kekurangan air. Hutan yang ada juga berfungsi klimatologis, yakni udara menjadi sejuk dan terbebas dari dari gas karbon dioksida karena gas tersebut diserap tumbuhan yang ada pada hutan tersebut. Namun apa yang terjadi? Petani yang miskin, lahan pertanian yang dimiliki terbatas atau bahkan tidak memilikinya, dan pendidikan yang rendah hingga mendorong mereka mengubah bukit tersebut menjadi lahan pertanian berteras. Meskipun lahan itu telah dikelola dengan metode penanggulangan erosi, yakni dengan penerapan metode teknik/mekanik--terasering, namun ancaman erosi dan tanah longsong masih tetap ada.

Awalnya pada peringatan Hari Bumi tahun 2010 ini, saya akan melibatkan diri pada kegiatan penghijauan bersama pengurus OSIS di lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut merupakan program OSIS yang proposal pelaksanaan kegiatannya saya ikut menandatanganinya. Tetapi lantaran ada surat mendadak tentang pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten Malang, saya terpaksa mengurungkan niat untuk turut mengambil bagian kegiatan penghijauan tersebut karena waktunya yang bersamaan. OSN menjadi lebih penting karena saya menjadi koordinator pelaksana OSN tingkat sekolah yang sekaligus sebagai pembina OSN bidang sain Kebumian. Di samping itu pada penyelenggaraan OSN tingkat Kabupaten Malang, saya ditunjuk sebagai pengawas yang sekaligus korektor bidang sain Kebumian.

Bidang sains yang diolimpiadekan adalah Astronomi, Biologi, Ekonomi, Fisika, Kebumian, Kimia, Komputer, dan Matematika. OSN tingkat Kabupaten Malang tahun 2010 ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Turen yang jaraknya lebih kurang 42km dari tempat tugas saya. Perjalanan sejauh itulah yang kemudian saya manfaatkan untuk mencari kabar Hari Bumi di sepanjang perjalanan. Direncanakan atau tidak yang jelas pelaksanaan OSN, khususnya pada bidang sain Kebumian juga sebagai ajang memperingati Hari Bumi Internasional. Melalui ajang itu siswa memperoleh bekal pengetahuan tentang Bumi sehingga mereka diharapkan lebih arif dalam menghadapi kehidupan yang lebih kompleks di muka Bumi tercinta ini. Nampak dalam gambar pelaksanaan OSN tingkat Kabupaten Malang Ruang 15 pada saat-saat hendak berakhir yang separonya adalah peserta dari bidang sain Kebumian. Sekolah kami mengirimkan lima siswa pada bidang sain Kebumian yang empat di antaranya nampak pada gambar. Empat siswa yang nampak pada gambar, dari depan ke belakang adalah Ayu Yuni Kharisma, Ernawati, Ayuh Pinanda, dan Musag Alfan Nugrahanto. Sedang Putri Amelia tidak nampak. Total siswa yang dikirim dalam OSN dari sekolah kami ada 39siswa. Siswa yang paling banyak dikirimkan dalam OSN ini adalah bidang sain Biologi dengan tujuh siswa.

Dalam perjalanan pergi dan pulang saya upayakan memperoleh kabar tentang peringatan Hari Bumi. Harapan saya dapat menemukan orang-orang beraktifitas dalam memperingati Hari Bumi. Mungkin menemukan orang-orang yang sedang melakukan penghijauan atau membersihkan sampah, atau aktifitas lain yang sejenis. Ternyata jangankan aktifitas yang terkait dengan peringatan Hari Bumi, menemukan spanduk atau baliho pun tidak. Apa saya yang tidak tahu ya kalau ada aktifitas yang saya maksud? Atau orang-orang di sepanjang jalan yang saya lalui tidak menyadarinya? Atau bahkan sudah tidak mau peduli lagi? Saya hanya mendapatkan beberapa jepretan kamera yang di antaranya tertera pada posting-an ini. Satu gambar yang terpampang ini adalah pemandangan hamparan tanaman padi yang mulai menguning pada lahan persawahan subur. Kelas kemampuan lahannya termasuk lahan kelas I yang dilatarbelakangi sebuah peneplain dari salah satu rangkaian pegunungan Kidul, yakni pegunungan kapur di selatan Jawa dihiasi awal kumulus bergumpal-gumpal. Tanah pada lahan ini kena pengaruh vulkanik yang berbatasan dengan tanah yang terbentuk dari batuan kapur. Letaknya berada di pinggir jalan raya Turen--Gondanglegi. Harapan saya semoga lahan ini bisa dipertahankan dan tidak beralih fungsi menjadi permukiman atau bangunan sejenis.

Sumber:
1. Diklat MGMP Geografi SMA Tingkat Jawa Timur. 2006. CD Penginderaan Jauh tentang
Foto Udara.
Malang: Tidak Diterbitkan.
2. Gunawan, Totok, dkk. 2007. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Inter Plus.
3. H.S., Mukailani, dkk. 1986. Geografi untuk SMA Klas III Semester V + VI. Madiun:--
4. Kinteki, Retno. 2006. Geografi Penduduk (Materi Presentasi pada Diklat MGMP Geografi
SMA Tingkat Propinsi Jawa Timur.
Malang: Tidak Diterbitkan.
5. Meurah, Cut, dkk. 2006. Geografi untuk SMA Kelas X. Ciracas, Jakarta: Phibeta.
6. Nianto Mulyo, Bambang & Suhandini, Purwadi. 2007. Kompetensi Dasar Geografi 1. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
7. Rusli Yunus, M dan Warnadi. 2003. Suplemen Geografi untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru Jakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
8. http://amriawan.blogspot.com
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Fakta_geografi_dunia
10. http://574nk.wordpress.com/sayangi-bumi/






2 komentar:

  1. SIANG,.......
    Ingat dengan Bumi jadinya setelah tahu hari Bumi.

    BalasHapus
  2. Umur Bumi 4,5 milyar tahun huih berapa generasi yaaaaaaaa

    BalasHapus